MqBcMqB9MqRaLWJcNWB6Mqx6LCMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Pentingnya Tazkiyatun Nafs dalam Home Education

pentingnya tazkiyatun nafs dalam home education

Home Education atau Home Based Education yang bisa diartikan pendidikan berbasis rumah merupakan kesejatian peran setiap orang tua. Peran tersebut tudak akan pernah tergantikan oleh siapapun dan juga tidak dapat didelegasikan kepada siapapun dan lembaga apapun. 

Dalam pelaksanaan home education harus diawali dengan proses tazkiyatun nafs yaitu proses pensucian jiwa, perbersihan hati dengan banyak mendekat, memohonkan ampunan, menjaga serta berhati-hati dari hal-hal yang syubhat apalagi haram. Berharap keridaan Allah SWT agar ditambah hidayah sehingga fitrah nurani memancar dalam akhlak dan sikap serta kesadaran yang tinggi atas peran hidupnya.


Lebih Dekat dengan Tentang Tazkiyatun Nafs

pentingnya tazkiyatun nafs dalam home education

Dalam melaksanaan home education, tazkiyatun mafs merupakan hal yang menjadi pondasi awal, selanjutnya adalah masalah teknis. 

Mamak pribadi seringkali ketika merasa futur, kurang konsiten menbersamai anak-anak, mengalami kecemasan berlebih, itu kalau dirunut penyebabnya ya karena sedang kurang dekat dengan Allah alias sedang kendur ibadahnya. Pernah juga tiba-tiba muncul rasa insecure atau tidak percaya diri itu menurut Ustadz Harry Santosa pakar Fitrah Home Education penyebabnya ya nggak lain adalah kurangnya tazkiyatun nafs. Astaghfirullah. 

Begitu juga dengan sikap orang tua yang obsesif, banyak menuntut anak, dan mudah terpengaruh oleh tuntutan atau perlakuan yang mencederai fitrah anak-anaknya, itu juga merupakan indikasi tazkiyatun nafs yang kurang.


Apa Tujuan Tazkiyatun Nafs?

Melakukan tazkiyatun nafs dalam mengawali home education tujuannya agar kembali kepada kesadaran fitrah dengan memahami konsep pendidikan sejati sesuai fitrah. Sejatinya ketika orang tua menginginkan anak-anak yang salih, maka orang tua juga harus memahami konsep fitrah anak serta apa itu makna kesalihan yang sesungguhnya. Karena salih ialam amal, bukan sekedar status.

Ketika orang tua semakin dekat dengan Allah maka akan mengalir doa-doa untuk anak setiap saat. Dari sana kesadaran-kesadaran akan lahir, begitu pula kacamata kita dalam memandang anak-anak akan berbeda. 

Insya Allah sikap obsesif akan hilang, hati lebih rileks dan tidak panik menghadapi perkembangan anak-anak. Dengan tazkiyatun nafs juga akan meyakinkan hati kita akan janji-janji Allah dan dapat melihat secara jernih keunikan anak-anak serta fitrah baik mereka. Intinya hati dan sudut pandang kita akan senantiasa positif dalam memandang anak-anak.


Tahapan Melakukan Tazkiyatun Nafs

pentingnya tazkiyatun nafs dalam home education

Ada 5 tahapan yang harus kita lakukan dalam melaksanakan tazkiyatun nafs, yaitu:

1. Mu'ahadah

Tahap pertama tazkiyatun nafs adalah mu'ahadah yang artinya mengingat dan merenungkan kembali tentang apa maksud dan tujuan penciptaan diri kita. Sebagai manusia yang dilahirkan ke dunia ini tentunya sudah dititipkan amanah mulia oleh Sang Maha Pencipta.  Tidak mungkin hanya untuk bersenang-senang, berleha-leha saja di dunia, kan?

Mari kita lihat kembali janji-janji pernikahan, apa misi serta tujuan dari bertemunya kita dengan pasangan kemudian menjadi sepasang orang tua? Tentu di sana ada amanah terbesar yaitu mendidik anak-anak yang telah Allah titipkan kepada kita.

Apalagi anak-anak tidak minta untuk dilahirkan, melainkan ayah ibunyalah yang berdoa serta memohon kepada Allah agar diberikan keturunan. Lalu pantaskan menyia-nyiakan kehadiran anak?

Perbanyak ngobrol bareng pasangan, apa sih tujuan kita disatukan sebagai pasangan orang tua? Tentunya ada misi untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya bagi manusia lainnya di muka bumi ini.

2. Muroqobah

Muroqobah atau bisa diartikan dengan mendekatkan diri kepada Allah, melalui amalan-amalan yang dapat mendekatkan jiwa kita kepada-Nya. Ketika jiwa kita dekat dengan Rabb-nya, maka akan semakin merasakan betapa dekat Dia dalam kehidupan dan hati kita. Begitu juga dalam mendidik anak-anak, Allah akan terasa turut hadir membimbing dalam pengasuhan anak-anak kita.

Sebagai contoh perbanyak puasa dan tahajud agar bisa lebih dekat dengan-Nya. Ketika Allah sudah dekat, maka Dia akan memberikan 'qaulan sadida' yaitu ucapan dan tutur kata yang berkesan mendalam pada jiwa anak-anak kita, ide-ide yang bernas dan menginspirasi gairah dan fitrah mereka. 

Selain itu, kedekatan hati kita dengan Allah juga akan membuat hati dan perasaan, nurani, serta intuisi yang tajam yang mampu membaca ayat-ayat Allah dalam diri anak-anak kita. Termasuk juga tanda-tanda emosi seperti sedih dan bahagianya anak-anak, serta perilaku dan sikap kita kelak akan layak untuk mereka teladani. 

3. Muhasabah

Langkah Tazkiyatun nafs yang ketiga yaitu muhasabah. Artinya proses mengevaluasi diri, adakah diantara semua aspek fitrah kita sebagai orang tua ada yang cedera, terkesimpangkan atau terkubur, yang dapat menghambat proses perjalanan panjang kita dalam mendidik anak.

Fitrah orang tua yang tidak tumbuh baik akan tampak pada gairah atau antusisme dalam kesehariannya mendidik anak-anak, bahkan dalam keseluruhan kehidupannya. Subhanallah betapa luasnya dampak dari tazkiyatun nafs ini ya Sahabat?

Mari kita lakukan observasi dan rekleksi pada setiap aspek fitrah dalam diri masing-masing kemudian berusaha secara bertahap untuk membuat semua aspek fitrah kita mekar kembali. 

Tidak perlu program yang rumit, fokus saja pada hal-hal yang mengacu kepada kebaikan dan memaafkan segala yang terjadi di masa lalu. Kita akan melihat banyak sekali hikmah dari segala sesuatu yang telah terjadi di belakang kita. 

Semuanya terjadi atas kehendak Allah, maka Allah juga menyelipkan banyak hikmah dari setiap kejadian, kembali kepada diri masing-masing maukah menggali hikmah-hikmah tersebut?

4. Mu'aqobah

Mamak jadi ingat kata-kata iqob semasa di pesantren. Pemberian iqob atau hukuman yang diberikan pengurus atau asatidzah ketika santrinya melakukan pelanggaran. Biasanya sih berupa hafalan hadits gitu hehe jadi ketauan yak suka melanggar? wakakaka.

Nah, seperti tu pula makna mu'aqobah dalam tahapan melakukan tazkiyatun nafs ini. Maknanya adalah memberikan sanksi atau hukuman atas kelalaian dalam mendidik anak-anak kita.

Wujudnya bukanlah berupa hukuman namun lebih kepada peringatan atau konsekuensi yang positif dan berkesan supaya termotivasi untuk tidak mengulanginya kembali.

Iqob atau hukuman ini hendaknya tidak membuat hati semakin keras dan justru menjauh, namun bersikap lembutlah dalam mensikapi jiwa kita.

5. Mujahadah

Mujahadah artinya bersungguh-sungguh dalam menjalani dan memenuhi semua janji dan komitmen serta tidak putus dalam membangun kedekatan dengan Allah SWT. Tentunya mujahadah juga sambil terus menerus melakukan evaluasi. 

Yakinlah sepenuhnya kepada Allah dan jangan pernah merasa ragu sedikitpun. Allah-lah yang patut diandalkan sebagai sumber kekuatan dan petunjuk yang utama, bukan hal atau seseorang yang lain. 

Mujahadah berarti bersungguh-sungguh dalam mendidik anak-anak, pertajamlah naluri dan intuisi sebagai orang tua, termasuk juga firasat. Karena entah mengapa berdasarkan pengalamanku selama ini menjadi orang tua dengan anak pertama kini berusia 15 tahun, yang namanya intusi dan firasat itu selalu aktif. Banyak hal yang kudapat darinya, dan jangan diabaikan.

Contoh simpelnya ketika perasaan sedang tidak enak, kepikiran sesuatu terhadap Abang Ali eh tiba-tiba mendapat kabar kalau Ali sedang sakit. Dan banyak hal lainnya terkait firasat terutama dalam membersamai si sulung ini yang nggak mungkin mamak bisa ceritakan semuanya di sini ehehehe.

Pada intinya, Allah tidak akan memanggil mereka yang mampu, akan tetapi memampukan mereka yang terpanggil. Jangan pernah berputus asa dalam berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah dalam proses pendidikan anak.

Fitrah merupakan jalan sukses bagi setiap manusia, dan doa kita sebagai orang tua merupakan kunci suksesnya anak-anak kita. Barang siapa bersungguh-sungguh dalam menjalani peran kesejatiannya maka ia akan sampai kepada tujuannya. 


Pentingnya Tazkiyatun Nafs dalam Home Education

Seberapa pentingnya tazkiyatun nafs dalam home education?

  • Menjadi pendidik bagi anak-anak sejatinya adalam merawat mereka, membangkitkan fitrah anak-anak dan memandunya dengan kitabullah. Fitrah anak yang masih baik hanya akan dapat menyambung dan berinteraksi maksimal dengan fitrah orang tuanya yang juga baik. 
  • Fitrah orang tua yang dalam keadaan menyimpang maka tidak bisa sampai kepada anak, cenderung tidak mampu mendidik fitrah anak-anaknya. Dan juga akan sulit menerima ayat-ayat Allah dan menjadikan kitabullah sebagai rujukan dan panduan dalam mendidik fitrah keduanya.
  • Tazkiyatun nafs dapat membersihkan penyakit hati orang tua sebagai home educator.

Beberapa Penyakit Hati Orang Tua yang Sering Terjadi:

  • Merasa tidak yakin kepada pertolongan Allah dalam proses pendidikan anak-anak.
  • Membanding-bandingkan anaknya yang satu dengan anak lainnya atau bahkan anak orang lain.

  • Tidak meyakini bahwa Allah telah menginstal fitrah baik dan keunikan dalam dirinya serta dalam diri anak-anaknya.
  • Tidak yakin bahwa Allah telah memberikan banyak sekali nikmat, rahmat serta hikmah dalam dirinya dan anak-anaknya.
  • Merasa tergesa-gesa, ngegas dan tidak sabaran.
  • Berburuk sangka kepada anak.

  • Sulit memaafkan masa lalu dan selalu menganggap bahwa innerchild sebagai sumber masalah dalam dirinya.
  • Ketergantungan kepada orang lain untuk menitipkan dan mengasuh anak.
  • Rasa kurang bersyukur.
  • Galau dan risau.
  • Hasad dengan keberhasilan anak lain.
  • Riya atau pamer akan anak sendiri dan meremehkan anak lain.
  • Menganggap dirinya paling hebat mendidik anak-anaknya.
  • Bersikap dzalim kepada anak.
  • Melalaikan hak anak-anak.

Padahal Ustadz Harry Santosa selalu berpesan, "Rileks dan Optimis ....".

Penutup

Dengan mensucikan jiwa kita bukanlah berarti merasa si paling suci. Justru karena kita merasa tidak suci itulah maka merasa perlu untuk mensucikan jiwa kita sebagai orang tua atau home educatornya anak-anak. 

Tazkiyatun nafs bukan hanya dilakukan sekali di awal memulai HE, melainkan suatu proses pensucian jiwa yang harus dilakukan terus-menerus sepanjang hayat kita. 

Betapa pentingnya tazkiyatun nafs dalam home education, namun tak perlu menunggu suci terlebih dahulu baru kemudian mendidik anak. Karena sejatinya ketika kita mendidik anak-anak maka saat itu pula kita sedang berupaya untuk mensucikan jiwa kita sebagai orang tua. Jadi, tunggu apa lagi???
 

Share This Article :
Mamiarsyali

Mamiarsyali adalah seorang lifestyle blogger yang menulis seputar parenting, Home Education, book review, traveling dan apa saja yang dapat membuatnya lebih happy.

Hai, terima kasih sudah mampir☺

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏
6616646238410676779