MqBcMqB9MqRaLWJcNWB6Mqx6LCMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Perjalanan Ali Bersama Matematika

Bismillah, saya mau cerita tentang Abang Ali nih😀

Tiga hari lalu, Ali memberitahu kalau ada surat dari sekolah. Namun berbeda dari biasanya yang selalu sumringah, kemarin itu wajahnya datar banget. Sebelum-sebelumnya saya sering mendapat surat, tetapi Alhamdulillah, Masya Allah, selalu berita baik tentang kegiatan yang diikuti oleh Ali di sekolah. Nah, raut wajahnya yang mencurigakan itu betul-betul sempat membuat saya curiga 🤐

"Bun, ada surat nih dari sekolah," begitu katanya. Wajah datar tanpa senyum dan cerita panjang.

"Ehh, surat apa? Kok mukamu gitu Bang?" jawab saya. "Kayak nggak enak banget deh."

"Nggak tau, buka aja." Jawabannya bikin makin penasaran dong ya, apalagi ditambah yang begini "Dipanggil kali ke sekolah."

Waduhhh, asli deh serasa jantung mau copot aja. Pasalnya, saya selalu mewanti-wanti agar jangan ada satupun anak atau siapapun di rumah ini yang mencoreng nama baik keluarga. Biarlah hidup jauh dari kemewahan, asalkan nama selalu harum. Saya yakin Ali sudah paham benar pesan saya tersebut. Alhamdulillah selama ini ia selalu mengikuti jalan yang benar (halah, apaan sih bahasanya😂) bahkan sering membuat bangga dengan prestasi dan kegiatan yang positif. Kali ini kok saya merasa ada 'sesuatu'.

Karena saya saat itu sedang repot dengan bayi, saya minta Ali membacakan langsung isi suratnya. Meski awalnya ia menolak, yang membuat saya makin penasaran 😅


Ali Fathurrahman, nomer pertama pada tabel kedua🤗

Akhirnya, tak lama juga saya mendapat jawaban. Alhamdulillah kegundahan hati saya tak terbukti. Ternyata isi surat dari sekolah tersebut adalah undangan untuk para siswa terpilih yang memiliki nilai Matematika 10 teratas. Masya Allah, nama Ali masuk dalam list.

Saya terdiam sejenak lalu bertanya padanya, kok bisa ia masuk dalam list tersebut. Padahal selama ini ia bisa dibilang lemah dalam Matematika. Sejak SD mata pelajaran tersebut tidak pernah mendapat nilai 8 apalagi 9 di rapor. Berbanding terbalik dengan nilai Bahasa Inggrisnya. Dulu saya sampai memaksanya ikut les Kumon. Teryata metode belajar di sana tidak cocok untuk Ali. Dia lebih mebyukai belajar bersama dan ramai kelasnya, seperti kursus Bahasa Inggrisnya di LIA dan Grow, waktu masih tinggal di Harapan Indah.

Saya akui, dulu saya pernah khilaf. Memaksakan anak untuk belajar ekstra sesuatu yang tidak ia sukai, tidak ia kuasai. Namun setelah saya memahami sebuah pesan bijak tentang mendidik anak yang berbunyi: "Tinggikan gunung, ratakan lembah", saya tobat. Betul-betul tobat. Membebaskan Ali dari les Kumon yang membosankan bagi dia. Lagian lebih hemat uang bulanan Rp. 400.000 (biaya les kala itu, sekitar 4-5 tahun lalu) 😀

Ali ini memiliki kelebihan di Bahasa Inggris, namun lemah di Matematika. Bahkan hingga pindah ke Tambun, ia semakin tertekan karena gurunya selalu bercerita tentang bagaimana nilai Matematika Ali, setiap ambil rapor. Makin nggak sukalah ia. Saya sih santai aja, nggak apa-apa nilainya biasa asalkan melewati KKM saja. Tidak merah di rapor. Ini hanya untuk Matematika saja lho ya😀 Karena biar dimaksimalkan gimanapun, ini adalah sisi kelemahannya Ali. Ratakan saja lembahnya, tak harus berusaha ditinggikan seperti gunung☺

Masuk SMP kelas 7 juga masih sering mengeluhkan Matematika. Bahkan sampai bilang, "Kenapa sih harus ada Matematika!" 🤐

Sebagai ibu, insya Allah saya selalu mendampinginya belajar, termasuk mata pelajaran tersebut. Namun jujur saja, pelajaran kelas SMP ini sudah tidak terlalu saya kuasai😅 Maafkan ibumu yang fakir ilmu ini ya Nak 🤕

Tetapi saya tawarkan Ali apakah ia ingin mengikuti les dengan gurunya seperti teman-teman lainnya yang ia ceritakan. Namun ia tak mau, entah mengapa padahal saya insya Allah sudah siap dengan urusan biayanya. Karena ia tak mau les, ya sudah. Daripada les tapi terbebani, ya kan? Saya tetap support dan selalu menekankan bahwa setiap orang itu bakatnya beda-beda. Nggak perlu malu dan down kalau kamu nggak bisa sesuatu. Asah dan pede saja dengan kekuatanmu yang lain. Ya pokoknya begitulah 😁

Akhirnya Ali berhasil menyelesaikan tahapan belajarnya di kelas 7 dan Masya Allah, Tabarokalloh, ia memdapat peringkat ke 3. Di kelas 8 ini tiba-tiba ia meminta saya untuk mendaftarkan dia les Matematika dengan Ustadzah Annisa. Hmmm, ada perubahan ni anak, pikir saya. Kalau sudah ada keinginan dan motivasi dari dalam dirinya berarti ia memang sudah merasa butuh. Saya mengabulkannya dan meminta ia untuk bertanggung jawab atas permintaannya tersebut. Maksudnya ya dinikmati pembelajarannya, syukur kalau Allah berikan kemudahan setelah mengikuti les. Dan ternyata iya. Allah beri kemudahan dan pemahaman untuk Ali. Nilai ulangan harian semakin bagus, saya tes juga dia betul sudah ada kemajuan. Masya Allah.


Surat undangan dari sekolah.

Dan kemarin itu, surat dari sekolahnya mengundang Ali untuk mengikuti tes MNR atau Matematika Nalaria Realistik. Bahasa kerennya HOTS atau Higher Order Thingking Skills. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap Matematika, juga untuk menumbuh kembangkan suasana kompetitif yang sehat mulai dari tingkat sekolah, kota, dst. hingga nasional dan internasional. Nah, ajang MNR ini sebagai persiapannya untuk mencari bibit unggul hingga akhirnya nanti akan diikutkan ke berbagai olimpiade. Begitulah kira-kira😀

Rasa penasaran saya yang awalnya mengarah pada prasangka yang buruk akhirnya terbantahkan, hehe Alhamdulillah. Saya senang dan saya dukung Ali mengikuti kegiatan tersebut. Perkara lolos atau tidaknya itu sih belakangan, tujuan mengikuti ini untuk melatih ia berkompetensi, selaim tentunya untuk mengetahui kemampuan Ali di bidang Matematika.

Eeeh, bukannya semangat dia malah ngedown, berpikir gagal duluan. Merasa sama sekali tidak kompeten. Padahal sekolah memasukkan namanya tentu berdasarkan pertimbangan nilai, bukan asal karena Ali ganteng. Eeeeh, bercanda yak 😂

Nah, sepulangnya ia sekolah tadi sih, wajahnya biasa saja. Nggak girang, nggak murung juga. Nah lhooo😅 Ya, dia cuma cerita kalau dari 25 soal yang diberikan, ia hanya yakin dengan 10 soal saja.

Hahahaha, baiklah. Itu sudah bagus, karena kamu sudah berani melawan rasa takut dan ragu hingga akhirnya bisa melalu kegiatan tersebut. Barokallohu fiik!

Share This Article :
Mamiarsyali

Mamiarsyali adalah seorang lifestyle blogger yang menulis seputar parenting, Home Education, book review, traveling dan apa saja yang dapat membuatnya lebih happy.

Hai, terima kasih sudah mampir☺

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏
6616646238410676779