MqBcMqB9MqRaLWJcNWB6Mqx6LCMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Janji Hati



"Mami, Arsya mau minum!" rengek anak keduaku sambil mengamuk di lantai sebuah departemen store. Sebagian besar mata pengunjung terarah padanya, termasuk juga para SPG di sana.

Sementara aku sedang kepayahan menggendong bayi yang sedang menyusu sambil mendorong _stroller_ berusaha tenang, tidak terpancing untuk kesal dan bersikap kasar padanya. Suasana di mal malam ini ramai sekali, orang-orang melakukan persiapan untuk Idul Fitri yang tinggal sehari lagi. Termasuk aku dan keluargaku.

"Iya Nak, sebentar dulu ya. Kita tunggu papi selesai belanja ya." jawabku dengan nada suara yang diusahakan tenang, meski dalam hati sudah ingin sekali memarahinya.

Namun aku sadar, memarahi anak balita di saat seperti itu bukanlah solusi yang tepat. Justru akan lebih parah dia mengamuk, kalau di marahi.

Oh iya aku teringat, memang kebutuhan perutnya belum terpenuhi. Sejak ikut berbuka puasa tadi, Arsya hanya makan sepotong _pizza_, sepotong _garlic bread_, dan es krim coklat. Selebihnya hanya minuman dingin semacam _mix fruit_, namun aku lupa apa namanya. Belum minum air putih, botol minumnya tertinggal di jok mobil.

Dari tadi aku dan kedua anakku menunggu di _counter_ Wood, merek pakaian pria, atas perintah suami. Namun sudah setengah jam berlalu, beliau belum muncul-muncul juga. Sementara Arsya terus merengek meminta minum air putih.

Akhirnya aku mengambil keputusan untuk segera pergi ke _food court_. Namun ternyata masih harus naik eskalator sebanyak empat kali. Baru satu kali, aku sudah kepayahan. Bayangkan, aku menggendong bayi, mendorong _stroller_, sambil mengasuh Arsya yang emosinya sedang tak stabil.

Singkat cerita, akhirnya aku belikan ia air mineral di Yoshinoya, restoran terdekat. Setelah itu barulah emosinya mereda dan lebih stabil, Alhamdulillah.

Dalam perjalanan kembali ke lokasi suami berada, aku melihat sekeliling. Betapa manusia di dalam mal ini seperti semut berkerumun, saking ramainya. Dalam hati aku menyesali keadaan ini.

Namun tak lama kemudian, aku tersentak. Aduh, bukankan aku dan keluargaku juga sama seperti mereka? Bahkan di malam-malam terakhir Ramadhan lebih banyak dihabiskan untuk ke mal, berpindah-pindah dari mal satu ke mal lainnya.

Sungguh, dalam hati aku menangis. Betapa lalainya aku, tak perlu menyalahi suamiku, seharusnya aku bisa mewarnai keluarga sendiri untuk lebih memanfaatkan momen Ramadhan, ketimbang urusan duniawi.

Sedih dan sesal menemani langkahku. "Mami, kenapa nangis?" tanya Arsya.

Aku hanya menjelaskan kalau hatiku sedang sedih, dan menyesal. Dia hanya mengangguk saja, biasanya sih terus ada pertanyaan lanjutan yang sangat panjang seperti rel kereta api. Namun kali ini tidak. Aku bersyukur tak harus menjelaskan panjang lebar kepada bocah yang kritis ini.

Meski aku selalu tarawih di rumah, namun belakangan ini seringnya agak larut karena harus menunggu pulang sehabis belanja di mal. Begitu terus selama sepekan terakhir ini, yang semestinya lebih dimanfaatkan untuk ibadah, bukan belanja.

Dunia memang tak ada habisnya, dan malam ini aku baru tersadar bahwa betapa aku dan keluarga telah menjadi budak nafsu. Astaghfirullah.

Meski ini malam terakhir Ramadhan, namun aku berjanji akan sangat memuliakannya. Akan kutuntaskan sisa tilawahku yang belum selesai khatam, di sisa waktu ini. Aku percaya bahwa akhir yang baik itu bagus, semoga aku bisa menutupi kekurangan-kekurangan ibadahku sebelumnya.

Aku berjanji setelah Ramadhan nanti akan lebih baik lagi, dan harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak, juga suami. Memulai dari diri sendiri untuk tidak menaruh dunia dalam hati, karena hanya akan menjadi budak nafsu. Astaghfirullah.

Bismillah, aku harus bisa membawa keluargaku untuk menjadi lebih baik lagi. Aku tahu ini bukanlah akhir, justru ini adalah saatnya bagiku untuk memulai lagi semuanya dari awal.


#Fiksi
#TantanganMenulis
Share This Article :
Mamiarsyali

Mamiarsyali adalah seorang lifestyle blogger yang menulis seputar parenting, Home Education, book review, traveling dan apa saja yang dapat membuatnya lebih happy.

Hai, terima kasih sudah mampir☺

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏
6616646238410676779