MqBcMqB9MqRaLWJcNWB6Mqx6LCMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Wanita yang Beruntung

*Wanita yang Beruntung*

"Bang, pengen deh kayak si Rini. Itu loh istrinya Kang Reno, ingat kan?" Dewi memulai percakapan sambil memeluk mesra suaminya.

"Oh, iyaaa. Teman kuliah kamu yang dinikahi sama sahabatku?" suaminya menanggapi dengan penuh antusias.

Dewi salut dengan  suaminya yang meski sudah lelah pulang bekerja, namun masih bersedia mendengarkan celotehan dirinya dengan sabar.

Padahal Dewi juga mengetahui kalau suaminya habis mengalami hari yang cukup berat.

Suaminya Dewi datang agak terlambat ke kantor karena harus pergi ke agen sembako untuk membeli gas dan memasangnya. Hal itu dilakukannya karena Dewi sedang hamil besar dan tidak bisa naik motor keluar rumah untuk membeli gas.

Agak siang, jalanan lebih macet sehingga suaminya itu datang telat. Tentu saja kenyang omelan dari atasannya, belum lagi pekerjaan kantor di akhir tahun begini sangat banyak. Tentu membuat lelah badan juga pikiran.

Tetapi Dewi melihat suaminya tetap berusaha ceria untuk  menemaninya dan mendengar celotehan dirinya. Ngobrol santai berdua setelah anak-anak tidur sudah menjadi kebiasaan mereka selama 15 tahun sejak awal menikah hingga kini memiliki 3 anak. Tak ada yang berubah, malah yang ada semakin mesra, hingga membuat iri banyak sahabatnya.

"Iya, Bang. Aku kepingiiin banget deh diperlakukan kayak gitu. Tiap Rini berulang tahun, tahu gak kamu? Si Reno selalu ngucapin selamat ulang tahun di _wall_ FB dan di _mention_  juga loh! Kok nggak malu ya, padahal mereka sudah berumur hehehe. Maniiisss banget deh Bang" Dewi melanjutkan celotehannya.

Meski sambil terkantuk-kantuk, suaminya masih meladeni. "Ih, kita mah nggak usah begitu ya Sayang. Mesra-mesraannya di kamar aja, orang lain menurutku nggak perlu tahu lah, hehehe".

Dewi kelihatan merajuk. "iihhh, sekali-kali aku juga kepengen lah Bang. Atau bikin status di WA Abang dong tentang akuuuuu. Ya, ya, ya?" Dia masih terus merayu suaminya.

Selama belasan tahun pernikahan, tak pernah sekalipun suaminya menyebut nama Dewi atau ucapan-ucapan mesra di media sosial. Bahkan ketika dulu orang-orang sering ramai membuat status BBM pun, suaminya tidak mau ikut-ikutan.

Tak perlu, tak wajib, tak penting. Begitulah alasannya. Padahal kebalikannya bagi Dewi, semua itu menurutnya sangat perlu, wajib dan penting. Minimal untuk menunjukkan kepada dunia kalau suaminya itu telah beristri.

Maklum, hari gini pelakor alias perebut laki orang sangat berani. Dewi tak ingin banyak wanita mengira suaminya masih _single_ lalu digoda oleh mereka. Apalagi suaminya yang berusia lebih muda darinya itu memiliki wajah yang tampan. Dan di kantornya ia tahu bahwa masih banyak pegawai wanita yang masih sendiri, belum bersuami. Wajar bila Dewi merasa was-was.

Ditambah cerita teman-temannya yang beberapa suaminya pernah berselingkuh, membuat Dewi semakin takut kehilangan. Bayangan tentang kejadian yang buruk sering hinggap di kepala setiap kali Dewi berpisah dengan suaminya karena tugas luar kota. Namun suaminya mampu membuktikan kesetiaannya.

Seiring berjalannya waktu, usia pernikahan semakin bertambah dan wajah pun semakin menua. Apalagi sudah pernah melahirkan 3 anak, tentu tubuhnya tak seindah dulu. Namun suaminya tetap setia seperti dulu, tak pernah sekalipun bermain mata apalagi bermain hati dengan wanita lain.

Meski Dewi sering cemburu buta yang tidak beralasan, seperti ketika suaminya pulang larut habis _meeting_. Suaminya mampu meredam amarah Dewi hingga jarang sekali ada keributan.

Hingga akhirnya ia tersadar bahwa sesungguhnya ia memiliki kehidupan pernikahan yang sangat indah dibandingkan Rini atau teman-temannya yang lain.

Meski orang lain di luar sana tak bisa melihat kemesraannya, namun di dalam ia sungguh bahagia. Dan semua itu kini terasa lebih indah ketimbang hanya kata-kata mesra suami orang kepada istrinya di media sosial.

Toh suaminya juga selalu
hangat dan mesra dalam kehidupan nyata, tak hanya di dunia maya. Jadi rasanya hal seperti itu tak perlu lagi ia inginkan.

Tak bisa memaksa suami untuk selalu menuruti semua keinginannya yang mungkin tidak sesuai dengan kepribadian sang suami.

Alhamdulillah hari ini ia tersadar bahwa ia sungguh beruntung memiliki Diaz. Suami yang selalu sigap membantu pekerjaan rumah tangga, menyiapkan bahu dan telinga setiap malam, dan satu lagi yang terpenting, yaitu s-e-t-i-a. Di mana pria setia sepertinya sudah langka saat ini.

Alhamdulillah, wa syukurillah. Tak ada lagi yang mampu dia ucapkan selain ungkapan syukur yang terus berulang.


#fiksi
#RamadhanBercerita
Share This Article :
Mamiarsyali

Mamiarsyali adalah seorang lifestyle blogger yang menulis seputar parenting, Home Education, book review, traveling dan apa saja yang dapat membuatnya lebih happy.

Hai, terima kasih sudah mampir☺

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏
6616646238410676779