MqBcMqB9MqRaLWJcNWB6Mqx6LCMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Bukan Ingin Handphone, Anak Hanya Rindu Bermain Bersama



Sudah pukul satu dini hari. Suamiku baru saja pulang bekerja, ada pertemuan dengan _klien_ katanya, sehingga ia baru pulang jam segini.

Seperti biasa, kutaruh sepatunya di rak dan tasnya di kamar. Lalu menyusul kuambilkan handuk dan pakaian tidur untuknya.

"Makasih ya Ma," ujarnya. Aku cukup menjawabnya dengan senyuman sambil menunjukkan apa yang kubawa di tangan, yaitu semangkuk sup krim hangat kesukaannya. Makanan favoritnya kala hujan, seperti malam ini.

Setengah jam kami habiskan berdua di meja makan. Obrolan biasa seputar pekerjaannya dan rutinitas harian saya mengasuh ketiga anak di rumah. Yeah, cukup melelahkan memang. Apalagi si tengah yang berusia 5 tahun. Sedang sangat aktif dan sering bertingkah 'ajaib' karena mungkin sedang mencari perhatian lebih dari kami, orang tuanya.

Setelah itu, kami berdua berjalan beriringan menuju kamar tidur. Di sana sudah terlelap anak bontot kami, Raisa, bayi cantik yang baru berusia 1 bulan. Alhamdulillah ia tidak rewel dan begadang setiap malam.

Di kamar kami juga ada si tengah, Rasyid, yang kini usianya 6 tahun. Ia terlihat sedang tidur pulas di tengah-tengah kasur.

Memasuki kamar, harapan saya dan suami adalah bisa segera beristirahat. Namun ternyata keadaan tak seindah kenyataan.

"Horeeeeee papa pulaaaang!!" Sambut Rasyid, yang ternyata ia belum tidur. Oh, Gustiii. Aku kaget.

Saya sudah tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya. Kamar yang semula sunyi, lampu sudah dimatikan, pasti akan jauh lebih ramai dan heboh.

"Hai Abang Sholeh, belum tidur?" suami saya menjawab sambil bertanya kembali kepada Rasyid.

Setelah itu, semuanya tak terkendali.

Rasyid sibuk lompat-lompat di atas kasur. Adik Raisa di box kaget dan menangis sejadi-jadinya. Saya yang semula ingin langsung istirahat, namun harus mengurungkan diri. Pun sang suami.

Hingga pada suatu momen di mana Rasyid tak terkendali, bapaknya dilempar pakai bantal, adiknya pun tak luput dari gangguannya.

Kalau boleh menangis, mungkin saya duluan yang akan melakukannya ketimbang suami. Serius deh, saya lelah dan ngantuk berat.

"Rasyiiiid!!!" Suami saya bersuara. Ia menyuruh Rasyid diam namun tak diindahkan. Malah semakin menjadi.

"Ini nih, nonton Nussa aja di hp papi. Papi mau tidur sekarang. Jangan berisik!," kata suami saya.

Waduh, gawat nih. Usaha saya menjauhkan _gadget_ dari Rasyid akan gagal nih. Padahal setiap hari termasuk hari ini, Rasyid aman tak bermain dengan _gadget_. Lha kok ini malah papinya menyuruh dia nonton YouTube. Yassalaaaam ....

"Sabar, papi. Jangan langsung dikasih hp ke anaknya." saya mencoba menegurnya.

"Alah biarin aja lah yang penting anteng. Aku capek banget butuh istirahat." jawab suami.

"_Whaaatt???_ Nggak apa asal anak anteng?" Saya mengulangi pernyataan sang suami sambil menatapnya kesal.

"Kamu yakin mau melakukannya? Hmmm, kamu sudah memikirkannya baik-baik?" Saya melanjutkan pertanyaan kepadanya.

Soal ini memang sensitif sekali bagi kami. Suami yang inginnya asal keramaian anak-anak cepat selesa dengan _handphone_ kalau saya sebaliknya. Saya tak setuju.

Kenapa tak setuju? Karena banyak buku dan artikel yang mengatakan bahwa penggunaan _handphone_ untuk anak usia dini itu tidak boleh. Apalagi di bawah 2 tahun, itu sangat merusak organ penglihatannha.

Kalau sudah begini, bukan hanya Rasyid yang bikin pusing kepala. Terapi juga sikap suami saya yang selalu saja membuat saya kecewa.

Saya yakin Rasyid tak bermaksud mengganggu papinya, ia hanya butuh ditemani bermain. Seharian penuh berpisah, hanya bertatap wajah via _video call_ yang dilakukan sehari-hari kala mereka berjauhan. Tentu anak rindu akan sosok bapaknya. Ingin mengobrol dan bermain bersama, meski memang belum mengerti soal aturan waktunya.

Entahlah, kapan suami saya bisa paham dan satu frekuensi dengan saya soal ini. Semoga saja tak lama lagi, Allah berikan taufik dan hidayah kepadanya, Aamiin.


#fiksi
#tantanganmenulis
#RamadhanBercerita
Share This Article :
Mamiarsyali

Mamiarsyali adalah seorang lifestyle blogger yang menulis seputar parenting, Home Education, book review, traveling dan apa saja yang dapat membuatnya lebih happy.

Hai, terima kasih sudah mampir☺

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏
6616646238410676779