"Dunia orang dewasa memang banyak dan luas, namun bagi anak-anak, dunia mereka adalah orang tuanya." sebuah kutipan di buku _parenting_ yang sedang Sarah baca di tengah malam itu, tiba-tiba membuat hatinya terketuk. Betapa selama ini ia telah banyak melakukan khilaf kepada Ara dan Hanif, kedua anak balitanya.
Sambil meneruskan membaca buku, dalam kepalanya berputar memori yang telah lalu.
Ketika pulang bekerja, dan anak-anak meminta ditemani bermain. Ia hanya bilang, "Sebentar yaaa, mama masih capek, mau mandi dulu."
Satu jam ia habiskan untuk rebahan di kamarnya yang nyaman, lalu membersihkan diri. Ketika ia sudah siap menemani Ara dan Hanif bermain, justru mereka sudah tertidur pulas di atas kasurnya. Lelah menunggu sang mama pulang kantor, eh sudah pulangnya hampir tengah malam, masih disuruh menunggu pula.
Air mata Sarah mulai membasahi pipi.
Lain cerita, ketika akhir pekan tiba. Tidak jarang ia meminta izin kepada suami, juga Ara dan Hanif, untuk pergi keluar rumah. Arisan bersama teman-teman menjadi alasannya. Padahal suami dan anak-anak sedang ingin menonton bioskop bersama. "Tentu mereka sangat sedih," batinnya.
Satu lagi yang semakin membuatnya sangat menyesal. Setiap kali ia dan keluarga berkumpul, meski sudah diniatkan untuk beraktivitas bersama seperti menonton DVD di rumah, bermain mainan baru, atau sekedar mengobrol. Namun ajakan _chatting_ dari temannya seperti lebih menggoda. Meski secara fisik ia bersama keluarga, namun hati dan pikirannya tidak. Seringkali anak-anaknya protes setiap mengajak bicara namun 'tidak nyambung'.
Beruntungnya Allah bukakan hatinya malam itu. Sarah dapat menyadari semua kesalahannya. Tak mau lagi menyakiti perasaan suami apalagi anak-anak, karena ternyata dirinya adalah 'dunia mereka'.
Tekadnya sudah bulat, detik ini juga dia akan berubah, selagi Allah masih memberinya kesempatan.
#Fiksi
#TantanganMenulis
#RamadhanBercerita
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏