Siang ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Lalu lalang kendaraan semakin ramai dibandingkan hari-hari kemarin. Pun para pejalan kaki, banyak sekali di pinggiran jalan menuju sebuah mal baru di kota ini. Nampaknya sebagian besar warga kota sudah mendapatkan THR mereka, dan sekarang sedang berburu keperluan untuk Lebaran.
Banyak anak, ibu-ibu, bapak-bapak, semua orang baik tua maupun muda berkumpul di mal baru itu, Best Mall City. Banyak sekali program diskon yang ditawarkan di sana. Ada yang mencari baju, kemeja, celana, mukena, sepatu, maupun perabot rumah tangga. Tak hanya penampilan tubuh yang harus terlihat bagus, bahkan isi dapur dan meja makan pun harus baru.
Mudah bagi mereka yang berduit. Namun sepertinya hal itu mustahil bagi Pak Soleh, seorang tua berusia sekitar lima puluh tahun yang baru sepekan kukenal. Itupun karena aku yang kebetulan disuruh atasan untuk mencairkan cek milik kantor ke bank, dan Pak Soleh yang membawa mobil kantor. Betul, beliau adalah seorang supir di pabrik tempat aku bekerja.
Selama di perjalanan, aku diajak ngobrol oleh Pak Soleh. Bahasanya santun, dan tidak pelit memberi nasehat untukku. Alhamdulillah, setelah tamat D3 aku diterima bekerja di pabrik ini. Kata beliau aku tidak boleh seperti karyawan lainnya yang kelihatan boros, karena menurutnya status _single_ itu harus digunakan sebaik-baiknya untuk menabung, demi masa depan keluarga. Sambil mengobrol, aku menyusun rencana-rencana kecil untuk masa depan di kepalaku.
Oh iya, Pak Soleh sudah bekerja di pabrik ini selama dua puluh lima tahun, katanya. Dari awal pemiliknya merintis usaha, sampai beliau sempat merasakan juga kejayaan pabrik sekitar lima tahun yang lalu.
Namun setelah sang pemilik tutup usia, pabrik dikelola oleh anak satu-satunya. Semuanya berubah, kata Pak Soleh. Pemilik pabrik yang baru tidak berpengalaman dalam berbisnis, bahkan suka berfoya-foya dalam kesehariannya.
Kemudian Pak Soleh melanjutkan ceritanya, entah ini benar atau tidak, katanya tak lama lagi pabrik akan memutus hubungan kerja sebagian karyawan, dengan alasan efisiensi. Saat bercerita itu, mata Pak Soleh seperti menatap kosong ke depan. Beberapa kali suara klakson dari mobil di belakang terdengar.
Saat mobil melintasi Best Mall City, beliau sempat berkata kepada saya: "Enak banget ya Di, orang-orang itu. Mau beli apa aja pasti bisa, duitnya ada."
"Iya Pak," saya menjawab singkat dan mengangguk.
"Sekarang tanggal berapa sih, Di?" tanya beliau.
"Tanggal dua, Pak. Tenang, hari ini kita gajian Pak," aku mencoba menghiburnya.
Namun bukannya menjadi ceria, wajah beliau malah makin suram. Sepertinya banyak sekali yang dipikirkan beliau. Badannya pun lebih kurus dan pucat dari yang pernah kulihat pertama kali.
Aku yakin pasti banyak hal yang beliau pikirkan. Namun aku sungkan untuk bertanya.
Alih-alih mendapat jawaban, aku malah dihujani banyak wejangan dari beliau. Selama aku masih muda, jangan sia-siakan kesempatan berkarya, pelihara hubungan baik dengan siapa saja, dan beberapa wejangan lainnya, termasuk memilih istri yang _nrimo_, dan pandai berhemat, begitu kata beliau. Aku manggut-manggut saja.
Satu jam berlalu, aku dan Pak Soleh kembali ke kantor. Riuh ramai percakapan para karyawan pabrik di depan ruangan Kepala Bagian Keuangan. Masing-masing memegang sebuah amplop coklat dengan wajah bahagia.
Namun tiba-tiba, Pak Soleh muncul di belakangku, setelah memarkir mobil milik pabrik.
_"Aduh, berisik! Kalian bisa diem nggak, sih?"_ kata Pak Soleh mengagetkan seluruh karyawan di sana, termasuk aku.
Sikap beliau tidak seperti biasanya. Namun aku mengingat-ingat kejadian selama perjalanan tadi, sepertinya ada sesuatu telah terjadi pada beliau.
Hmmm, apakah Pak Soleh termasuk dalam list karyawan yang diberhentikan? Jantungku berdetak lebih kencang. Bisa jadi.
Apalagi sebelum berangkat tadi, Pak Soleh sempat dipanggil ke ruangan Manajer HRD. Namun karena jalan terburu-buru, aku tak sempat memperhatikan bagaimana raut wajahnya ketika beliau keluar dari sana.
Ya Tuhan. Jika benar beliau diberhentikan, mohon berikan jalan lain untuk rejekinya. Sungguh Engkau Maha Tahu tentang bagaimana kondisi keluarganya, dan Engkau Maha Kaya, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
#Fiksi
#TantanganMenulis
#RamadhanBercerita
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏