"Nak, ayo bangun..., katanya mau ikut ibu keluar beli makanan untuk buka puasa nanti," Selly berusaha membangunkan Rama. Jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga sore. Sebentar lagi waktu Ashar tiba, setelah sholat Selly dan anak-anaknya harus segera berangkat keluar untuk mencari kudapan untuk berbuka.
Semuanya harus tepat waktu dilaksanakan, kalau terlambat bisa bahaya. Suaminya yang biasa berbuka puasa di rumah, paling suka makan lontong isi oncom dengan sambal kacang. Maklum, ia orang Betawi asli. Suka sekali dengan sambal kacang. Itu pun harus di tempat langganan yang juga orang Betawi asli, sambal kacangnya gurih dan pedas tanpa tambahan gula sedikit pun. Cocok di lidahnya. Bahkan tak jarang Selly yang berdarah Jawa pun harus membuat sambal kacang tambahan di rumah.
Mpok Mimi, warga Kampung Pulo asli yang biasa berjualan lontong isi oncom _plus_ sambal kacang sudah membuka kedainya sejak pukul tiga sore. Dalam waktu satu jam saja, makanan jualannya bisa ludes. Makanya Selly harus segera berangkat bersama kedua anaknya Rama dan Anita yang keduanya masih balita.
Melihat anak sulungnya belum beranjak bangun dari kasur, ia segera melompat dan menuju dapur. Menyalakan kompor untuk memasak air. Anita belum genap setahun usianya, jadi harus dimandikan pakai air hangat.
Selepas sholat Ashar dan memandikan Anita, Selly melihat lagi ke arah jam dinding. Lima belas menit lagi pukul empat sore. Ia menghitung waktu perjalanan menuju kedai Mpok Mimi.
"Ah, semoga masih keburu dapat lontong, amin," gumamnya.
Setelah urusan Anita beres, lalu ia kembali ke kamar tidur dan membangunkan Rama. Sulit sekali rupanya. Kecapekan habis bermain loncat-loncatan di kasur.
Sudah pukul empat, namun Rama masih terpejam. Pulas sekali kelihatannya. Selly mengambil inisiatif untuk berangkat berdua saja bersama si bungsu agar cepat sampai kedai Mpok Mimi.
Belum sampai pagar digembok, terdengar jeritan Rama dari dalam kamar.
"Ibuuuu, mau ke mana??? Kok Rama ditinggalin, sih?!" teriak Rama, yang membuat Selly menghentikan langkahnya.
Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselnya.
"Aku udah di Kompas, nggak terlalu macet di sini. Insya Allah sepuluh menit lagi aku sampai." ternyata pesan dari suaminya tercinta.
Kalau sudah begitu, tandanya semua urusan di rumah harus segera selesai. Makanan untuk berbuka, membereskan mainan anak-anak, membersihkan rumah, dan dirinya sendiri pun harus sudah mandi ketika menyambut suami pulang.
Selly masuk kembali dan menunggu Rama mandi. _Sekali lagi ia melihat jam dinding dengan perasaan tak menentu._
"Hufft, pasti lontong sudah habis deh," sesalnya.
Ia memanggil anaknya yang masih berada di kamar mandi dan menyuruhnya segera menyudahi mandinya. Rama ini anak yang selalu ingin tampil necis, harus bersih dan wangi apalagi mau keluar rumah. Meski hanya ke warung sebelah rumah untuk jajan pun, harus kece. Dari atas sampai bawah harus oke dan wangi.
Lima menit berlalu, Rama belum selesai juga. Hingga akhirnya ia sedikit kesal.
"Oke Bu, aku sudah siap nih," kata-kata Rama membuyarkan lamunan Selly.
Akhirnya mereka pun berangkat. Lengkap bersama Anita yang didorong dengan menggunakan _stroller_.
Sesampainya di kedai Mpok Mimi, semuanya sudah bersih. Tak ada satupun lontong isi oncom tersisa.
"Alhamdulillah, tadi habis diborong untuk masjid," jelas si Mpok kepada Selly.
Berbeda dengan Mpok Mimi yang sore itu bahagia jualannya ludes, Selly malah sedih. Ia takut suaminya kecewa. Pasalnya, lontong di tempat lain beliau tidak suka. Alasannya kadang kelembekan, kadang terlalu keras bahkan berasnya buyar, atau sambelnya yang manis. Entahlah, hanya lontong di kedai Mpok saja suaminya mau.
Suaminya Selly ini tipe orang yang temperamental. Sedikit ada kesalahan saja, bisa mengamuk. Tak peduli istri bahkan anaknya yang berbuat salah.
Selly tiba-tiba murung. Membayangkan omelan sang suami saat tiba di rumah.
"Yaaah, lontongnya abis Bu. Maafin Rama ya mandinya lama banget tadi," ucap anaknya.
Hati Selly meleleh demi mendengar ucapan anak sulungnya tersebut.
"Iya, nggak apa-apa kok Nak. Bismillah, yuk kita sama-sama cari makanan lain," jawab Selly sambil menuntun Rama dan mendorong _stroller_ Anita.
Kemudian terbesit sebuah niat dalam hati Selly, kalau ia akan berusaha sekuat hati dan tenaga untuk belajar membuat lontong isi oncom sendiri di rumah. Agar tak perlu mencari di luar lagi.
"Bismillah, semoga aku bisa." lirihnya.
#fiksi
#TantanganMenulis
#RamadhanBercerita
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏