Mentari masih malu-malu muncul di atas sana, ditemani riangnya kicau burung diantara pepohonan. Pagi itu syahdu sekali.
Sudah setengah jam Maya mematut diri di depan cermin yang berada di balik pintu kamarnya. Namun rasanya ia belum puas mengamati penampilan dirinya. Ada sebuah rasa yang merayapi kalbunya, namun entah apa namanya.
Semacam haru dan juga syukur. Tetesan air mata pun terasa hangat di pipinya. Ia menangis!
Genap satu tahun ini Maya berjilbab. Sebetulnya dulu ia juga berjilbab, sejak sekolah dari tingkat Tsanawiyah hingga Aliyah. Namun setelah lulus dan memasuki masa kuliah, ia menanggalkan pakaian panjang serta jilbabnya.
Selama kuliah, ia bergaul dengan teman-teman di kota. 'Teman gaul', seperti itulah. Sedikit demi sedikit pakaian dan pempilannya berubah. Awalnya berkerudung panjang, lama-lama mengecil dan hilang penutup di kepalanya tersebut.
Sama seperti jilbab, pakaiannya pun berubah. Pelan namun pasti, Maya seperti menjadi orang lain. Tak hanya kedua orang tuanya, juga cermin di belakang pintu kamarnya jika dapat bicara, tentu mereka semua akan mengungkapkan rasa sedih dan kecewanya.
Rok yang berubah menjadi celana panjang, lama kelamaan celana yang gombrang pun semakin ketat. Segala macam celana jeans terbaru dari model cutbray, pipa, pensil, 7/8, bahkan yang modelnya sobek-sobek seperti habis nyangkut di pagar besi. Duh, sedihnya.
Namun beruntungnya ia, karena Allah berbaik hati padanya. Diberikan hidayah melalui sebuah acara yang bertemakan hijrah di Jakarta. Hijrah Fest, namanya. Di sana Maya melihat banyak sekali artis yang berubah drastis dari segi penampilan. Meski lebih tertutup, namun masih terlihat _chic._
Sepulangnya dari acara tersebut, ia terketuk hatinya untuk membongkar kembali koleksi lama di lemarinya.
Semua pakaian panjang mulai dari gamis, tunik dan rok serta macam-macam kerudung masih setia menantinya di dalam lemari. Dan sejak itulah ia kembali menjadi Maya yang dahulu.
Semesta bertasbih, semesta bersyukur. Tak hanya orang tuanya, bahkan burung-burung pun ikut bernyanyi untuk menyampaikan rasa syukur dan bahagianya.
Termasuk sang cermin di balik pintu kamarnya, yang sudah puluhan tahun berada di kamarnya. Menemani setiap acara dandannya di pagi hari, dari penampilan yang dulu syar'i, lalu berubah menjadi jahiliyah, dan setahun ini kembali lagi ke penampilan syar'inya.
Aduhai, cantik sekali Maya yang pagi ini berbalut gamis merah muda dengan kerudung biru langit. Meski seluruhnya tubuhnya tertutup, namun tetap terpancar aura kecantikannya.
Sang cermin yang menjadi saksi kehidupan Maya pun turut menjadi saksi betapa cantiknya gadis itu.
#Fiksi
#TantanganMenulis
#RamadhanBercerita
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏