Pengertian Read Aloud
Sesuai artian dalam Bahasa Indonesia, Read Aloud artinya membacakan nyaring atau lantang. Jadi Read Aloud merupakan salah satu metode membacakan buku anak dengan suara yang nyaring atau lantang dengan berfokus pada tekanan kata, kalimat, intonasi serta jeda.Sejarah Singkat Read Aloud
Pertama
kali dipopulerkan oleh seorang jurnalis Bernama Jim Trelease dalam
bukunya yang berjudul The Read Aloud Handbook yang diterbitkan tahun
1982.
Untuk di Indonesia sendiri istilah Read Aloud dipopulerkan
oleh Ibu Roosie Setiawan. Beliau mendirikan Reading Bugs di tahun 2007,
yaitu sebuah komunitas yang mengkampanyekan agar para orang tua mau
melakukan membaca nyaring untuk anak-anaknya di rumah. Selain
menggalakkan satgas literasi di sekolah-sekolah, , beliau juga sangat
berjasa karena menerjemahkan buku The Read Aloud Handbook yang sudah
diterbitkan oleh Noura Books, dan juga menulis buku sendiri yang
berjudul Membacakan Nyaring.
Bu Roosie juga berpesan kepada para orang tua, dengan 300 jam melakukan read aloud kepada anak akan membuat mereka bisa membaca tanpa diajarkan. Siap membuktikannya?
Perjalananku Bersama Read Aloud
Aku
sendiri sudah rutin melakaukan kegiatan membacakan nyaring sejak anak
pertama
masih kecil, sekarang ia berusia 15 tahun dan terlihat hasilnya ia
sangat gemar
membaca bahkan saking cepatnya membaca dan mampu membaca novel setebal
1000 halaman dalam waktu singkat maka teman-temanku mengatakan kalau Ali
ini adalah seorang book worm. Insya Allah aku masih merutinkan read aloud sampai anakku sekarang sudah 3 hehehe.
Sedangkan untuk memperdalam ilmunya tentang Read Aloud sendiri baru di tahun 2021, alhamdulillah meski terhitung terlambat tapi Masya Allah walhamdulillah aku berkesempatan mengikuti ToT (Train of Trainer) Read Aloud bersama Bu Roosie sebanyak 2 kali: bersama Tim Wonderful Land dan Gerakan Binar.
Meski aku sudah mengikuti ToT dan tuntas membaca kedua buku tentang Read Aloud yang disebut di atas, namun kali ini untuk keperluan tugas coaching blog bersama Blogspedia, agar cepat dan tidak memakan waktu untuk membuat video sendiri (karena aku masih newbie) jadi aku gunakan referensi video Youtube dari Kak Adi Sang Pengisah.
Bagi Sahabat Mamiarsyali yang penasaran tentang Read Aloud ini, boleh disimak aulasanku sampai akhir yaaa 😊
Apa Perbedaan Mendongeng / Story Telling dengan Read Aloud?
Kalau untuk para pendongeng atau story teller, selain kemampuan mengolah intonasi, karakter suara dan jeda, juga dibutuhkan dibutuhkan yang namanya kemampuan menghafal cerita.
Sementara read aloud sendiri
lebih sederhana dan lebih mudah untuk dilakukan. Ia tidak memerlukan
kemampuan menghafal cerita, hanya memerlukan 2 komponen saja, yaitu:
orang yang membacakan buku, dan bahan bacaan, boleh berupa buku cetak
ataupun digital.
Jadi intinya read aloud ini sangat mudah dan
dapat dilakukan oleh siapapun, selama ia bisa membaca dan ada bahan
bacaan atau bukunya. So simple, kan?
Tujuan Read Aloud
Membuat anak mencintai buku
Harus ditegaskan dahulu nih di awal, bahwa tujuan utama dari read aloud sebenarnya bukan untuk mengajarkan anak untuk bisa membaca ya, Sahabat. Tetapi untuk memberi pengalaman yang menyenangkan kepada anak ketika berinteraksi dengan buku.
Seperti kata Jim Trelease dalam bukunya bahwa orang tua harus memastikan pengalaman awal anak dalam membaca itu tidak menyakitkan. Sehingga mereka akan senantiasa bergembira, kini, nanti dan selamanya. Itulah poin utama yang akan ditanamkan.
Jadi ketika anak sudah suka dengan buku, kelak anak akan mengalami percepatan dalam belajar membaca. Sehingga kemampuan berbahasa dan membacanya akan mahir dgn sendirinya, insya Allah.Menguatkan bonding atau kelekatan antara orang tua dan anak
Misalnya seperti yang saya lakukan di rumah yaitu membacakan nyaring sebelum tidur, nah itu merupakan aktivitas sederhana yang dapat menguatkan bonding dengan anak-anak. Tujuan inilah yang lebih penting dari sekedar mengajari membaca. Setuju?
Manfaat dari Read Aloud
1. Neuron di otak anak akan terhubung.
2. Melatih konsentrasi dan pendengaran.
3. Merangsang Imajinasi Anak
4. Mendekatkan Orang Tua dan Anak
5. Mengajak Anak Menyukai Buku
5. Melatih Rentang Perhatian dan Mengingat
6. Mengenalkan Konsep Buku dan Belajar
7. Menambah Kosakata dan Makna Kata Baru
Dari Filosofi Mangkuk Read Aloud juga menggambarkan bahwa semakin banyak anak terpapar kata- kata maka mereka akan semakin banyak berceloteh hingga memiliki kemauan membaca serta menulis sendiri.
8. Mengenal Arti Ilustrasi dan Gambar
Saat membacakan nyaring, orang tua memperlihatkan dan menceritakan arti gambar dalam buku yang digunakan, nah dari sana anak belajar menganai konsep gambar untuk menjelaskan sebuah kejadian, juga bisa melalui tanya jabab dari gambar-gambar ilustrasi tersebut.
9. Menjadi teladan membaca untuk anak.
Lalu Kapan Sih, Waktu Tepat untuk Memulai Read Aloud?
Sebetulnya read aloud dapat dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan ibunya karena janin bisa mendengar suara serta bunyi-bunyian. Bisa dilanjutkan sejak anak lahir 2 bulan ketika anak mulai mendengar dengan jelas. Lalu di usia 2-4 bulan bayi sudah bisa mendengar dengan jelas dan bisa memperhatikan sekitar, sekaligus memperhatikan apa yang kita tunjukkan dari buku.
Di
usia 4-8 bulan bayi sudah mulai bergumam, ia mulai menirukan apa yang
orang tuanya ucapkan meskipun masih belum jelas. Dapat dilanjutkan
sampai usia 12 bulan dimana anak memiliki kemampuan berceloteh meski
belum banyak. Jika diteruskan di usia 18 bulan anak sudah memiliki
kemampuan membuat pola kata dan kalimat yang sederhana. Hingga sampai di
usia 2 tahun mulai mengucapkan kalimat, bisa dilihat hasil dari
kebiasaan read aloud yang dilakukan orang tuanya.
Apa Solusinya untuk Orang Tua Sibuk?
Sebetulnya read aloud tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menit dan tidak harus langsung selesai. Jika karena suatu kondisi dan read aloud nya belum selesai di pagi hari, maka bisa dilanjutkan di malam harinya.
Jika di tengah jalan membacakan nyaring anak memunculkan banyak rasa penasarannya, maka berikan kesempatan anak bertanya lalu sampaikan bahwa orang tuanya akan menjawab nanti sepulang kerja. Jadi intinya sesibuk apapun pasti bisa membacakan buku dan membangun kelekatan dengan anak.
Meskipun tidak mengapa tidak langsung selesai, namun jangan sekali-kali menghentikan pertanyaan anak karena akan membuat anak malas bertanya dan membaca. Dan berefek buruk untuk yang membuatnya menolak dibacakan karena merasa dibatasi rasa ingin tahunya oleh orang tuanya. Tentu Sahabat tidak menginginkan hal ini terjadi, bukan?
Apakah Buku Harus Sesuai dengan Usia Anak?
Dalam
read aloud dikenalkan jenis-jenis buku untuk usia dan level anak
tertentu. Di letsreadasia.org atau Literasi Cloud ada yang namanya
perjenjangan buku dan bisa disesuaikan dengan usia anak. Apakah anak
Sahabat sudah termasuk pembaca dini, pembaca awal, pembaca lancar,
lanjut, mahir atau bahkan di level pembaca kritis. Kira2 buku mana yang
cocok untuk anak kita ada di sana, insya Allah akan kutulis detailnya di
artikel read aloud selanjutnya, ya..
Namun secara umum kita bisa memilih buku berdasarkan 5 hal:
1. Picture atau Gambar
2. Rhyme atau Cari Buku yang Teksnya berima.
3. Many Repetition.
Teksnya memiliki banyak pengulangan. Klaimat pengukangan/ repetisi membuat anak lebih tertarik, apalagi yang berbentuk pop-up.
4. Mengandung Sebuah Value atau Nilan Tertentu Bagi Anak.
Biasanya anak tertarik dengan sesuatu yang baru apalagai mereka belum tahu sebelumnya seperti budaya setempat, peradaban, komunitas dan hal2 sekitar mereka. Biasanya mereka akan betah dengan bacaan seperti itu.
5. Interaksi
Carilah buku yang bisa mengundang interaksi, anak bisa bertanya tentang isi buku itu. Kalimat yang interaktif biasanya menarik untuk anak-anak.
Lalu, Apa Saja Sih Tahapan Read Aloud?
Secara umum ada 3 tahapan, yaitu:
1. Sebelum Read Aloud
Tunjukkan buku yang akan dibacakan dan mengapa buku itu dipilih.
Sebutkan identitas buku seperti judul, pengarang, nama ilustrator dan penerbitnya.
Sebutkan gambaran singkat cerita, juga tokoh-tokohnya, dan ada cerita menarik apa dari buku yang akan dibacakan tersebut.
Gali latar belakang pengetahuan audience pembaca yang berkaitan dengana cerita dalam buku yang akan dibacakan.
Mulailah read aloud dengan menyusuri ilustrasi tersebut, lets go!.
2. Saat Read Aloud
Bacakan dengan suar nyaring, dan jangan terlalu cepat, ya Sahabat.
Jaga interaksi dan komunikasi dengan anak-anak. Jangan sibuk sendiri yaaaa, bangun interaksi dengan pertanyaan-pertanyaan, mainkan intonasi dan kalau bisa juga jenis-jenis suara sesuai tokohnya agar anak semakin tertarik dan betah dengan cerita yang dibacakan. Boleh juga ditambah dengan gesture dan media lainnya seperti boneka, gambar, dan lain-lain.
Pancing anak-anak untuk mengajukan pertanyaan untuk membangun rasa ingin tahunya.
Dorong anak-anak untuk berkomentar atau menyatakan secara lisan tentang apa yang mereka pikirkan tentang buku yang sedang dibacakan, agar bisa semakin memahami isi buku.
3. Setelah Read Aloud
Ketika selesai dan anak tidak bertanya atau interupsi, maka orang tualah yang mengajukan pertanyaan terkait buku, misalnya siapa sih karakter yang baik, siapa karakter yang disukai anak dan apa alasannya. Agar anak memiliki ingatan tentang cerita yang dibacakan.
Meminta anak menceritakan kembali buku yang telah dibacakan dengan kata-kata mereka sendiri. Bisa dengan atau tanpa menggunakan buku, ini tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dan intens lagi dengan buku.
Boleh diteruskan dengan kegiatan lanjutan, seperti mewarnai gambar sesuai tema cerita, bermain peran atau membuat karya. Ini juga yang kulakukan di rumah, jadi read aloud sebagai pengantar atau pembuka tema belajar tertentu.
Letakkan buku di tempat yang terjangkau anak.
Pantangan yang Harus Dihindari dalam Read Aloud
1. Jangan bacakan cerita yang kita sendiri tidak suka karena nanti akan kesulitan untuk membacakannya secara menarik. Kecuali memeang buku tsb dipilih olejh anak maka harus berusaha menyukainya dan menceritakannya dengan baik.
2. Jika tidak mengetahui buku tsb baik atau buruk, belum membacakannya, di tengah jalan buku tsb ternyata kurang baik maka hentikan.
3. Jangan membuat anak-anak kewalahan. Misalnya dialog yang oanjang dan car akita yang terlalu c cepat karena akan membuat anak bosan dan tidak menyukai buku.
4. Jangan membacakan buku yang sudah pernah didengar ceritanya atau sering dilihat di televisi dalam bentuk film dsb, karena anak akan bisa menebak alur ceritanya. Kecuali memang anak2 sendiri yang memintanya. Tetapi jika anak tidak meminta maka pilih buku lain dengan membeli atau meminjam.
5. Jangan takut menghadapi banyak pertanyaa. Anak memiliki curiosity yang tinggi dengan berbagai macam pertanyaan semau mereka. Jawab semampu kita sampai mereka puas. Tak apa tak selesai ceritanya nanti bisa dilanjutkan lagi.
6. Jangan memaksakan interpretasi anak sesuai interpretasi kita. Cukup bacakan saja dan memjelaskan gambar dalam buku.
7. Jangan jadikan buku sebagai ancaman. Misal anak melakukan salah lalu membaca buku dijadikan hukuman. Karena akan tersimpan dalam memori mereka bahwa buku adalah ancaman dan hukuman. Hilang sudah memori indah mereka tentang buku, tentu tidak ingin hal ini terjadi pada anak-anak sahabat semua, kan?
Silakan
dicoba di rumah masing-masing ya, dan dijamin anak-anak akan ketagihan.
Okey sekian dulu ulasan mengenai read aloud, jika Sahabat lebih
tertarik menyimak langsung dari video Kak Adi Sang Pengisah, silakan
ditonton yaaa. Sampai jumpa!
Lengkap banget mbaa pembahasannya, harus baca sih ini karena banyak steps yang dijelaskan ditulisan ini, yang harus diperhatikan agar sukses read aloud bersama buah hati tercintaaa
ReplyDeleteMasyaAllah, ilmu baru. Baru denger istilah read aloud. Bekal buat nanti kalo udah jadi ibu hihi
ReplyDeleteKeren banget, masya Allah isinya daging. Akan sering berkunjung kesini sepertinya, sebagai bahan belajar calon ibu hihi
ReplyDeleteBtw aku suka tampilan blognya huhu
maasyallah dapat ilmu baru tentang read aloud dan bisa diterapkan ke anak-anak ini
ReplyDelete