Pukul satu dini hari, namun Elsa masih belum dapat memejamkan matanya. Sambil memandangi Eki, putera semata wayangnya, tiba-tiba rasa sakit itu kembali datang menusuk-nusuk batinnya. Kenangan tiga tahun lalu, lengkap dengan adegan yang memilukan itu kembali membayanginya.
***
September 2017
Dear Diary ...
Aku nggak tau harus gimana selain nulis di sini. Mau curhat sama emak nggak mungkin, nanti penyakitnya makin parah. Sahabat lamaku juga lama menghilang, sibuk degan dunia mereka, saudara kandung juga tak punya. Aku nggak sanggup kalau bayi ini lahir tanpa ada ayah di sisinya. Tapi jujur aku juga nggak sanggup kalau terus-terusan dikecewain begini.
Aku harus gimana, Dear? 🥺
***
"Jangan lupa besok jam 8 ya El," pesan singkat dari teman kantornya. Berununglah Elsa diselamatkan oleh pesan dari Raia. Karena kalau tidak, tentu ia masih terus memikirkan sesuatu yang bukan miliknya lagi.
"Oh iya makasih ya Ra." Elsa menjawab singkat pesan dari Raia. Segera ia mematikan lampu, membetulkan selimut Eki kecil lalu menuju kasurnya. Malam ini ia berniat untuk betul-betul melanjutkan hidupnya ke depan.
***
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏