MqBcMqB9MqRaLWJcNWB6Mqx6LCMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Adaptasi Kebiasaan Baru Ibu Rumah Tangga di Bidang Literasi Era New Normal

 



Bismillahirrahmanirrahim.


Tidak terasa ya, pandemi Covid 19 sudah sekian lama membatasi ruang gerak manusia di seluruh dunia. Khususnya bagi  warga Indonesia termasuk saya, merasakan semua ini sejak bulan Maret 2020 lalu. Dan saya pribadi sebagai ibu rumah tangga merasakan perbedaan yang sangat tajam dengan hari-hari sebelum pasa pandemi ini. Dari mulai anak sulung yang belajar jarak jauh, kondisi suami yang bekerja dari rumah, juga kegiatan literasi di rumah. Semuanya harus beradaptasi dengan semua peraturan dari pemerintah di era new normal ini.


Sebelum masuk ke inti tulisan tentang adaptasi kebiasaan baru IRT di dunia literasi, apakah teman-teman sudah memahami apa itu literasi? 


Apa Itu Literasi?

Dalam bahasa Latin, istilah literasi berasal dari kata literatus, artinya orang yang belajar.


National Institute for Literacy menjelaskan bahwa literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.


Sedangkan menurut KBBI, literasi memiliki 3 makna yaitu kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang tertentu, dan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.


Nah, pada tulisan kali ini saya ingin mengaitkan kebiasaan baru bidang bidang literasi dengan dunia saya sebagai ibu rumah tangga di era new normal saat ini.


Adaptasi IRT dengan Kebiasaan Baru Bidang Literasi di Era New Normal


Adaptasi IRT dengan Kebiasaan Baru Bidang Literasi di Era New Normal



❤️ Pertama, Adaptasi Menjadi Guru Sepsial Anak-anak di Rumah.


Saya menyadari, bahwa sebagai ibu saya adalah guru utama bagi ketiga anak-anak saya yaitu Ali, Arsya, dan Aisyah. Meski saya berpartner dengan SMPI Dewan Dakwah sebagai sarana penunjang bagi pendidikan si sulung Ali (kini duduk di kelas 3 SMP), namun sehari-hari saya tak pernah lepas dari peran pendidik utamanya. 


Namun sejak masa pandemi yang mengharuskan anak-anak bersekolah jarak jauh di rumah, ini menambah effort saya sebagai IRT karena harus membagi waktu untuk betul-betul mendampingi belajarnya. Memulai aktivitas domestik lebih pagi hingga semuanya siap lalu stand by menjadi partner belajarnya Ali. Harus siap jika bolak balik ditanyakan sesuatu, juga rajin mengecek laporan tugasnya dan laporan dari gurunya. Tak boleh lalai sedikitpun, karena namanya anak-anak kadang ia jenuh bisa lewat batas waktu pengumpulan tugas atau setoran tahfizhnya. Saya harus betul-betul hadir seutuhnya dan ini betul-betul spesial bagi saya.


Begitu juga dengan mendampingi Kakak Arsya yang batal mendaftar TK di tahun ini. Meski pada akhirnya saya dan suami sepakat mendaftarkan ia bimbel Kubisa (hanya 3 hari dalam sepekan dengan durasi 1 jam/hari), namun saya harus tetap aktif mencari bahan pembelejaran lainnya yang tidak diajarkan di sana. Karena di tempat bimbel hanya berhitung, membaca dan menulis saja. Selebihnya tentang agama, pengetahuan dan keterampilan lainnya saya aktif mengikuti kelas bermain bersama seperti Gerakan Binar. Alhamdulillah, Arsya antusias menjalaninya.



❤️ Kedua, Adaptasi Sebagai Manajer Rumah Tangga di Era New Normal

Di poin kedua ini saya dituntut agar lebih cakap di bidang keuangan atau literasi keuangan. Karena jujur saja, pandemi ini sangat berdampak bagi keuangan di rumah. Sejak kantor suami memutuskan untuk merumahkan sementara karyawannya dan memberi separuh gaji, saya hanya mendapat separuh  dari angka yang biasa diterima. Otomatis ini berdampak pada jatah belanja harian dan pos hiburan seperti jalan-jalan dan makan di luar.


Saya mematok angka atau nominal maksimal untuk konsumsi harian agar semua kebutuhan termasuk bayar SPP Ali dan Arsya bisa terpenuhi. 


Alhamdulillah, dengan syukur semua dapat dilewati dengan baik, insya Allah. Apalagi suami tipe pria yang rajin mencari peluang, jadi ya ada saja rejeki tak terduga dari pintu lainnya. Dan satu lagi saya memdapat sebuah pekerjaan spesial untuk membantu mengelola akun media sosial bisnis dimsumnya teman, dan itu bisa menambah rejeki untuk keluarga. Alhamdulillah, pokoknya bersyukur dan yakin saja kalau Allah sudah menjamin rejeki setiap makhluk-Nya di muka bumi ☺️


❤️ Ketiga, Adaptasi Keluarga Literasi di Era New Normal


Yang ketiga ini sebetulnya masih berhubungan dengan poin sebelumnya . Kalau biasanya saya ada pos sebanyak 10% dari uang bulanan untuk membeli buku-buku , di masa pandemi ini saya betul-betul ketat dalam hal tersebut. Harus sabar sekali menahan diri dari godaan iklan buku-buku bergizi untuk anak-anak, maupun bacaan ringan seperti novel untuk hiburan Ali dan saya. Kalaupun harus membelinya harus betul-betul selektif dan yang sangat dibutuhkan.

Contohnya, bulan Juli kemarin saya membeli 2 buku untuk pengembangan diri Abang Ali, judulnya How To Master Your Habit (Felix Siauw) dan 7 Habits of Highly Effective Teens (Sean Covey). Saya merasa Ali sudah saatnya naik level dalam bacaan. Tak melulu  novel dan komik, meski semua bacaannya islami tetapi saya rasa ia harus mulai membaca buku tentang pengembangan diri. Jadilah saya membeli kedua buku tersebut, semoga dapat memberi pencerahan dalam dirinya amin.


Sebetulnya di masa new normal yang tak memungkinkan untuk pergi ke toko buku atau perpustakaan umum, bisa dialihkan dengan membaca buku gratisan misalnya di iPusnas. Namun saya pribadi kurang nyaman bila membaca lewat ponsel, sementara Ali pun saya batasi waktunya dalam penggunaan gadget. Setelah selesai tugas sekolah, tahfizh, saya arahkan untuk kegiatan fisik di luar rumah seperti bersepeda, voli, futsal atau badminton.


Jadi intinya kalau di keluarga saya belum merasa cocok dengan membaca buku digital, saya harus beradaptasi dengan mencari cara lainnya agar kegiatan literasi khususnya membaca tetap berjalan di rumah. Karena gerakan membaca merupakan salah satu value dalam keluarga yang tidak bisa ditinggalkan meski dalam kondisi serba terbatas seperti sekarang ini. Beruntungnya memiliki banyak teman yang juga hobi membaca dan memiliki banyak koleksi buku, saya jadi bisa meminjam atau bertukar buku.


Teringat saat awal pandemi dan Ali sangat suntuk karena semua koleksi di rumah sudah ia baca, saya meminjam komik Conan dan Kibdaichi kepada Mba Virni. Kemudian guru sekolahnya Ali, Ustadzah Wiwik, meminjamkan beberapa bacaan juga untuknya sekitar 7 buah buku, dan ada juga teman kantor suami yang memberikan beberapa buku untuk Ali, karena beliau tahu kesukaan Ali.


Alhamdulillah, Allah berikan banyak kemudahan untuk Ali mendapatkan bahan bacaan. Sementara kedua adiknya, Arsya dan Aisyah, saya mulai mebacakan buku-buku koleksi Ali dahulu seperti Ensiklopedi Bocah Muslim, Ensiklopedi Sirah Nabi, dll. Tentu masih tetap membacakan koleksi lama yang ada di rumah, namun dengan teknik read aloud yang lebih mendalam. Misalnya, saya mulai membacakan isi buku secara utuh mulai dari judul, na penulis, penerbit, pokoknya semua identitas bukunya. Selain itu belajar membaca bersama-sama dan di akhir sesi membaca, saya berikan kesempatan untuk Arsya menceritakan kembali isi cerita bukunya.  Jadi banyak hal yang dilakukan bersama, tidak sekadar membacakan isi bukunya begitu saja. 


❤️Adaptasi Diri Sendiri dengan Kegiatan Literasi Era New Normal


Kalau poin sebelumnya fokus kepada kegiatan literasi anak-anak, kali ini saya mau bercerita tentang diri saya pribadi yang beradaptasi dengan kebiasaan baru di bidang literasi era new normal.


Saya yang sedang dalam fase puasa membeli buku, lalu coba memeriksa isi lemari buku di rumah. Dan wow, ternyata banyak buku yang sudah dibeli namun belum tuntas dibaca, atau sudah dibuka bubgkusnya namun belum dibaca, bahkan ada satu yang masih terbungkus rapi hehehe ✌️😜


Alhamdulillah, keadaan ini menggerakkan saya untuk memulai kembali aktivitas membaca sekaligus menulis book review. Masya Allah, keinginan tersebut diberikan jalannya oleh Allah yaitu mengikuti Kelas Cinta Baca Batch 1 kemarin, yang alhamdulillah masih gratis. Selanjutnya saya membuat akun IG terpisah untuk memposting book review sebagai catatan perjalanan membaca saya yang sampai hari ini insya Allah masih berlanjut kebiasaan membacanya. Meski nggak harus membeli buku baru yang mengeluarkan biaya, namun masih tetap bisa membaca sekaligus menambah kebiasaan baru yang menyenangkan yaitu menulis. 


فان مع العسر يسرا 

Alhamdulillah, sesuai janji Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Insyirah 5-6 yang artinya "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." 

Ia berikan begitu banyak jalan kemudahan dan pertolongan dalam keadaan pandemi yang penuh dengan segala keterbatasan seperti sekarang ini. Jadi, nikmat Allah manakah yang engkau dustakan? 


Dan sebagai wujud syukur saya adalah dengan bersungguh-sungguh menjalani peran IRT yang siap beradaptasi dengan era new normal, salah satunya di bidang literasi seperti yang telah disebutkan di atas.


Semangat untuk saya dan kamu semua yang sedang berjuang di masa pandemi ini, semoga Allah berikan kesehatan dan kemudahan dalam setiap langkah, amin.


Share This Article :
Mamiarsyali

Mamiarsyali adalah seorang lifestyle blogger yang menulis seputar parenting, Home Education, book review, traveling dan apa saja yang dapat membuatnya lebih happy.

Hai, terima kasih sudah mampir☺

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏
6616646238410676779