Alhamdulillah perjalanan saya ssbagai calon kupu-kupu di pekan kedua ini berjalan lancar. Melakukan kontak via messenger dengan mentor dan mentee, lalu dilanjutkan video call.
Meski dipenuhi rasa ragu dan jantung berdebar, namun setelah video call semuanya mencair. Baik obrolan bersama mentor maupun mentee, saya merasakan asik pada keduanya.
❤️ MENTOR ❤️
Saya memanggilnya Mba Roza, asal IP Sulawesi. Saya dan beliau janjian ngobrol di pukul 7 pagi, alasan saya karena kondisi di rumah masih sepi. Biasanya suami dan anak-anak belum pada bangun sehingga diharapkan video call berjalan lancar tanpa hambatan hehe.
🌺 Poin-poin yang Dikagumi dari Mentor 🌺
Namun saya melihat di seberang sana, keadaan di rumah Mba Roza berbanding terbalik dengan saya. Kedua anaknya, Umar (7 tahun) dan Mazea (5 tahun) terlihat sibuk bermain berdua. Akur, dan sama sekali tidak mengganggu ibunya saja ikutan muncul di layar hehehe. Lucu 😆
Itu poin pertama yang saya kagumi (dan harus ditiru nih di rumah hehehe), mereka sudah ON sejak ba'da subuh, tidak tidur lagi. Masya Allah. Nah, kata Mb Roza, berkisah kepada anak itu juga baiknya dilakukan di pagi hari, ba'da sholat Subuh. Di saat itu pikiran anak-anak masih fresh sehingga lebih mudah mengingat kisah, pesan dan nasihat yang disampaikan. Oke noted.
Selain itu beliau berpesan agar ketika mengisahkan para Nabi dan Rasul, juga tentang para Sahabat, baiknya memilih kisah yang shahih dan jauhi kisah israiliyyat (melenceng dari hadits dan tidak sesuai dengan kebenarannya).
Untul kurikulum berkisah, beliau menekankan pada Iman dan Qur'an. Maksudnya ialah penanaman keimanan setiap hari melalui kisah-kisah dan juga melakukan dialog iman bersama seluruh anggota keluarganya. Masya Allah.
Beliau berharap anak-anak dapat tumbuh dengan keimanan yang jauh melampaui kedua orang tuanya dan tahu akan sejarah agamanya. Sehingga tumbuh keimanannya agar siap menghadapi zamannya dan mampu mengangkat peradaban Islam kembali jaya. Masya Allah, visioner sekali beliau ini.
Oh ya sebagai tambahan, Mba Roza memiliki referensi cara berkisah dari sebuah buku yang berjudul 5 Menit CLBK (Cara Langsung Bertutur Kisah). Hmmm, masuk ke daftar buku yang harus dibeli bulan depan nih, Insya Allah hehehe 😁
🌺 Penilaian Saya tentang Mentor 🌺
Kalau saya boleh menilai (dalam skala bintang 1-5), saya berikan lima bintang ⭐⭐⭐⭐ untuk beliau. Dari pengalamannya yang cukup lama sejak anak pertama, dan pengalaman berkisah beliau yang sesuai sunnah. Masya Allah, Tabarakallah.
❤️ MENTEE ❤️
Sebetulnya saya mendapat dua orang mentee. Namun yang kedua mengundurkan diri karena tak boleh memilih dua mentor, jadi sebelum ng-OWOB, beliau menyampaikan ingin memperdalam teknik membacanya dahulum. Okesip.
Nah, jadinya saya memegang hanya satu orang mentee di program ini. Alhamdulillah, untuk pemula seperti saya ini sih cocok ya jumlah segitu, agar tidak keteteran hihihi 😆
🌺 Tentang Mentee 🌺
Kembali ke mentee, beliau bernama Mba Primastuti Dewi asal IP Jakarta. Memiliki dua orang putera, Adyan (5 tahun) dan seorang dedek bayi yang baru lahir hari Sabtu pekan kemarin. Jadi saya video call dengan beliau yang masih berada di rumah sakit hehehe.
Beliau bercerita kalau di masa isolasi mandiri ini, ingin mengajarkan membaca anaknya sekaligus menyukai buku. Oke, ini cocok dengan apa yang akan saya bagikan.
Untuk penulis favorit, beliau menyukai Sophie Kinsela. Dan katanya juga sih, menyukai buku yang lucu, yang bacanya itu nggak perlu mikir. Hehe sama dong, saya juga lagi suka buku ringan begitu 😄 Beliau juga suka buku yang ada ceritanya seperti belajar, ya contohnya novel.
🌺 Kendala yang Dihadapi Mentee 🌺
Sebagai keluarga yang berpindah-pindah tempat tinggal alias nomaden, beliau kesulitan untuk membuat perpustakaan keluarga karena jika banyak koleksi buku nantinya akan menyulitkan ketika harus berpindah rumah.
Bahkan, ketika tertarik dengan koleksi buku anak-anak saya di rumah seperti misalnya Halo Balita yang boardbook, beliau bilang sejak dulu naksir tapi masih maju mundur. Saya memberi testimoni kalau buku HB meski halamannya tebal, namun riskan juga bila dimiliki balita karena di bagian belakangnya itu kan ada pop-up nya. Nah itu yang paling sering rusak, karena anak balita itu kan ya sangat senang bereksplorasi, melihat halaman buku yang dapat ditarik, dibuka tutup, itu pasti penasaran dan akhirnya robek deh 🙈
Jadinya beliau lebih memilih meminjam ke perpustakaan. Namun di masa pandemi sekarang ini beliau memilih untuk membaca buku dari Playstore. Meski memang opsi terakhir itu membuat matanya lelah, ungkapnya begitu.
🌺 Goals-nya Mentee 🌺
Dari penuturan beliau, ada beberapa goals yang ingin dicapai, yaitu:
- Setelah melahirkan, ingin mengisi waktu dengan banyak membaca buku-buku tentang pengembangan diri, finansial, dan lain-lain.
- Ingin lebih banyak menghabiskan buku, karena pekerjaan beliau sebagai penerjemah buku. Semakin banyak buku yang diterjemahkan, maka semakin banyak pula saldo yang didapat, katanya. Wuih, saya suka dengan motivasinya 🤑
- Yang terakhir, katanya ingin belajar membuat book review. Keputusan ini disampaikan setelah saya berbagi pengalaman kalau ng-OWOB itu ya sepaket dengan review. Ternyata beliau tertarik. Okelah, ya berarti ini juga sebagai pengingat bagi saya agar lebih rajin dan konsisten membuat review 😂
Jadi, saya dan mentee memutuskan untuk menjadikan program ini sebagai peer mentorship, alias belajar bersama-sama. Yaitu memperbanyak bacaan dengan OWOB dan juga mereviewnya agar tak lupa isinya serta dapat berbagi dengan teman-teman lainnya tentang buku-buku yang sudah dibaca.
🌺 Penilaian Saya tentang Mentee 🌺
Masih dalam skala bintang 1-5, saya memberikan 4 bintang ⭐⭐⭐⭐ untuk Mba Dewi. Kebiasaan membacanya saya rasa sudah terbentuk, ini sangat memudahkan saya selaku mentornya 😄❤️
Nah, tinggal bagaimana menaikkan kuantitasnya, inipun sebagai sarana juga untuk saya untuk melanjutkan OWOB. Dan keinginannya yang 'lebih' seperti ingin membuat book review itu membuat saya kagum. Masya Allah, TabarakAllah.
❤️ About Me ❤️
Nah, ini tentang saya. Alhamdulillah aktivitas berkisah sudah dilakukan semenjak anak pertama di dalam perut. Ya berarti sekitar 15 tahun lalu. Namun saya menyebutnya read aloud, membacakan buku dengan suara keras dan mimik tertentu agar menarik anak.
Alhamdulillah dampaknya sudah terlihat, Abang Ali sangat menyukai buku hingga menjadi book worm. Selalu haus bacaan dan paling rajin juga meminjam di perpustakaan sekolahnya. Setiap kali dibelikan buku juga cepat sekali ludes. Pengetahuannya pun sangat luas, hingga hal-hal mengenai tumbuhan dan hewan, misalnya, ataupun kisah Nabi dan Sahabat, melampaui pengetahuan yang saya dan suami miliki. Alhamdulillah wa Masya Allah.
Arsya (5 tahun) dan Aisyah (14 bulan) juga sangat senang dibacakan buku oleh saya maupun papinya. Keduanya sering berebutan buku juga dan saling meminta perhatian lebih, intinya sangat suka dibacakan dan membaca buku sendiri (melihat-lihat gambarnya hehehe).
Dampaknya ke Arsya juga lumayan terasa. Untuk adab, banyak belajar dari buku dan ia dapat mengingat banyak ya sebagian besar dari buku yang saya bacakan. Harapan saya juga nanti Aisyah bisa luas wawasannya seperti Ali dan Arsya.
Nah, jadi sebelumnya saya memiliki kurikulum membacakan buku di rumah seperti ini:
🍉 Buku tentang Allah
🍉 Buku tentang Islam (termasuk adab sehari-hari)
🍉 Buku tentang Rasulullah, para Nabi, serta Sahabat
🍉 Buku-buku Ensiklopedi atau pengetahuan umum
Nah, tanpa terasa di usia ke-5 tahun ini Arsya sepertinya sudah bagus fitrah keimanannya. Pemahaman tentang Allah Maha Pencipta dan Pemberi Rezeki, sudah baik insya Allah. Tentang Islam juga lumayan, tapi belum ajeg banget aoal rukun islam dan rukun iman (PR selanjutnya).
Maka saya insya Allah saya ingin memasuki tema Rasulullah, para sahabat, serta orang-orang sholih. Selain sebagai penambah wawasan dan lebih mencintai tokoh muslim, saya pun berharap Trio A bisa memberi sumbangsih terhadap kemajuan dan kejayaan Islam. Nah, itu semua tentu harus diawali dengan mengenal dan mengagumi tokoh-tokoh muslim lalu mencontohnya.
🌺 My Goals:
- Melanjutkan read aloud dengan tema Rasulullah, para Nabi dan Sahabat, serta orang-orang shalih.
- Masih dengan metode Read Aloud namun lebih maksimal, yaitu:
- Membacakan judul, lalu identitas bukunya seperti nama penulis, jumlah halaman, cetakan keberapa dan bercerita sekilas tentang covernya.
- Menggunakan tangan untuk menunjuk kata dan kalimat di buku, tujuannya mengenalkan huruf dan mengajarkan membaca secara tidak langsung
- Di akhir, memberikan pertanyaan ke anak tentang apa isi buku yang telah dibacakan tadi. Ya intinya sih sejauh mana ia memahami isi buku.
- Meminta anak menceritakan kembali isi buku tadi, masih sama untuk mengetahui sejauh mana ia memahaminya.
- Tidak sekedar mengejar kuantitas, namun lebih kepada kualitas dan konten yang disampaikan dari buku-buku yang dibacakan.
- Ingin melanjutkan OWOB setelah Lebaran, bersama-sama mentee (peer mentoring)
- Lebih rajin menuliskan book review
- Ceu Kokom alias Komitmen dan Konsisten.
Ohya, poin-poin di atas yang tentang memaksimalkan read aloud itu saya dapatkan dari hasil diskusi bersama Teh Erie Sya'adah, beliau memang salah satu teman baik saya untuk berbagi tentang literasi. Masya Allah.
Sekian kisah tentang mentor, mentee dan saya di jurnal pekan kedua ini.
Intinya saya semakin yakin bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Memang dari sebelum kelas BunCek, saya sudah ingin mulai berkisah tentang siroh, dan di tahap kupu-kupu ini Allah gerakkan saya untukemilih tema Berkisah dengan Anak, dimana Mba Mentornya memang praktisi kisah siroh di keluarga. Masya Allah.
Dan kemarin malam, ini memang betul-betul terjadi, ketika Arsya minta dibacakan komik Miiko. Di halaman pertama diceritakan tentang 3 tokoh, yaitu Miiko kecil, Miiko besar dan Ono Eriko selaku penulisnya. Nah Arsya seperti biasa banyak komen ini itu,"Kok namanya Ono Eriko, sih?!" Iya emang, segala nama aja ia komenin, di setiap buku hahaha.
Lalu saya terlibat obrolan dengan teh Erie sejak kemarin dan tadi pagi/siang gitu membahas tentang step-step membacakan buku anak. Ya seperti yang saya tuliskan di My Goals, memaksimalkan read aloud itu tadi. Masya Allah. Jadi ada kaitannya kan, antara pertanyaan Arsya soal nama penulis dengan masukan dari Teh Erie agar menyebutkan nama penulis 😄😍
Ya begitulah skenarionya Allah, yang selalu datang/terjadi tepat waktu. Bahkan ilmu/sumber ilmu akan datang ketika saya betul-betul sudah siap menimba ilmy tersebut. Masya Allah.
Eh, sudah dulu ya. Kasian pak suami kelamaan momong bocah di kamar karena saya menulis jurnal ini hihi. Kapan-kapan saya sharing lagi di sini, ya. Sehat selalu untuk kalian semua, dan sampai jumpa! ❤️
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏