![]() |
5 telur yang paling saya senangi. |
Pada postingan sebelumnya, saya menuliskan berbagai aktivitas yang disenangi sebagai perempuan, istri dan ibu dalam 4 kuadran yaitu yang Bisa dan Suka, Bisa dan Tidak Suka, Tidak Bisa dan Suka, terakhir Tidak Bisa dan Tidak Suka.
Ada banyak aktivitas yang saya Bisa dan Suka, jujur semuanya menyenangkan bagi saya. Namun di jurnal kali ini saya coba mengerucutkannya menjadi 5 saja lali ditulis dalam telur-telur hijau. Aaaa lucunyaaa 😍
Di Ibu Profesiona saya mengenal istilah "Tinggikan gunung, ratakan lembah," dalam mendidik anak. Yang maknanya kurang lebih adalah agar orangtua fokus pada kelebihan yang dimiliki anak, bukan pada kekurangannya. Nah saya akan melakukan hal yang sama pada diri sendiri. Ingin fokus pada 5 telur yang membuat saya senang, dan berharap kelima telur tersebut dapat meningkatkan kualitas saya sebagai perempuan, istri dan ibu.
Bismillah, inilah kelima telur tersebut beserta alasannya
1. Belajar
Ada sebuah pepatah Arab mengatakan, "Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga ke liang lahat," ini yang saya pegang selama ini. Bahwa usia dan status sebagai emak beranak tiga bukanlah penghalang bagi saya untuk belajar apapun. Di mana ada sumber ilmu, saya selalu tertarik. Apa saja saya ikuti, awalnya penasaran lalu coba-coba. Jiwa belajar dalam diri saya terasa sangat besar. Namun ada momen di mana saya tak bisa melanjutkan proses belajar tersebut karena merasa kemampuan saya 'hanya segini', atau tiba-tiba merasakan 'oh kayaknya ini nggak gue banget'.
Akhirnya saya bisa memahami bahwa tidak semua bidang mampu dipelajari. Untuk saat ini dan ke depannya Insya Allah saya akan fokus pada ilmu yang terkait dengan passion diri saja yaitu menulis, pengembangan diri, parenting dan ilmu agama.
2. Menulis
Nah, ini ini yang paling menarik bagi saya. Tanpa disadari, sejak usia sekolah menyenangi menulis diary. Kadang bikin cerita pendek namun hanya angin-anginan, tidak pernah ditekuni sama sekali. Lalu muncul media sosial seperti Facebook, dulu suka menulis note di sana, selain bikin status. Nyobain Twitter juga, tetapi merasa kurang cocok karena jumlah katanya sedikit dalam sekali cuitan. Kemudian Instagram, sampai sekarang masih nyaman di sana karena bisa menulis caption lumayan banyak dan memajang foto kegiatan anak-anak.
Oh ya, saya mencoba untuk blogging. Sebelum blog yang ini, ada 1 blogspot pertama yang saya gunakan dulu tetapi karena masih coba-coba dan belum tahu ilmunya, jadi ala kadarnya kemudian lupa password lalu berhenti menulis. Di sana juga saya gunakan untuk menulis tugas kelas Bunda Sayang. Selesai kelas, selesai juga menulisnya. Pokoknya masih jauh banget deh dari ekspektasi.
Blog kedua saya penasaran dengan Wordpress, di sana saya gunakan untuk tugas RBI. Sebetulnya senang dengan tampilan WP yang menurut saya lebih keren, namun selesai kelas RBI, selesai juga latihan menulisnya, dan terulang kembali lupa password. Hadeuh ...
Mencoba pakai google drive juga pernah, tetapi saya tidak telaten mengumpulkannya dalam folder-folder. Saya terus mencari cara dan media yang nyaman buat saya menyalurkan aktivitas menulis tersebut.
Selain menggunakan media online yang telah disebutkan di atas, ternyata saya gemar menulis manual dengan tangan, lho. Setiap kali mengikuti kelas belajar, taklim, seminar atau kuliah whatsapp, saya rajin sekali menulis di buku ataupun kertas. Berbeda-beda bukunya saya buat per-tema. Seperti HE (Home Education), IIP, dan buku khusus untuk ketiga anak saya. Tak sedikit pula tulisan di lembar-lembar kertas. Belakangan saya menyadari kalau buku-buku dan kertas-kertas tersebut tidak rapi. Selain membuat lemari buku berantakan, saya pun kesulitan ketika akan mencarinya. Tetapi karena menyukainya, saya merasa harus segera menemukan cara agar bisa mengumpulkan tulisan dengan rapi dan tetap lanjut menulis tangan.
Akhir tahun 2018 didukung teman ikut antologi di Rubel Literasi IP Bekasi, ternyata seru ya punya karya. Saya ketagihan lalu memacu diri agar bisa menulis dengan baik dan benar. Lalu saya ikut macam-macam kelas menulis, akhirnya niat memakai blog lagi dan inilah blognya yang Insya Allah akan dipakai terus ke depan dan diusahakan benar untuk tidak lupa password hehehe.
3. Membaca
Jika menulis adalah sebuah senjata, maka membaca adalah amunisinya. Bagaimana mungkin senjata tersebut digunakan kalau amunusinya kosong, ya kan? Saya paling senang membaca novel Tere Liye dan Bunda Asma Nadia. Namun belakangan, saya akui aktivitas membaca saya sedang kendur. Biasa membaca kalau anak-anak dan suami tidur, eh saya malah ikut ketiduran huhuhu. Semoga ke depannya bisa konsisten membaca lagi.
4. Main sama anak
Dulu sewaktu masih menjadi ibu bekerja di ranah publik, saya selalu memimpikan bisa menjadi stay at home mom. Dan kini Allah kabulkan itu, saya bisa punya banyak waktu untuk bermain, mengobrol, dan membacakan buku untuk anak. Bermain itu menyenangkan rasanya, nggak harus mikir berat-berat, main ya main aja hahaha.
5 Ngobrol Berfaedah
Sejujurnya, saat harus memilih 5 telur yang paling disuka, saya sulit memilih antara ngobrol dengerin orang curhat atau membantu orang. Karena saya menyukai keduanya. Meski nggak pernah tahu kenapa banyak teman yang curhat ke saya via WA chat, saya selalu senang menanggapinya. Tidak tentang ghibah, tetapi saya merasa pernah ada di posisi mereka. Galau harus bercerita dan meminta pendapat kepada siapa, sementara beban di hati dan pikiran harus segera dialirkan agar tidak menumpuk.
Sekedar berbagi cerita dan pengalaman kepada teman sesama member baik soal keluarga maupun seputar komunitas. Melihat mereka lebih lega saya ikut bahagia. Sering juga merasa lebih bersyukur karena tak jarang setelah ngobrol bareng saya jadi berpikir begini "Ah, ternyata beban saya lebih ringan darinya," atau "Alhamdulillah saya sudah melewati semua itu," semua itu membuat saya lebih bahagiaaaa 😇
Saya pun hanya manusia biasa, pernah merasa terombang-ambing seperti tidak punya tujuan. Hidup hanya datar begitu-begitu saja. Takut akan suatu hal dan gagal mencoba ini itu, saya tidak ingin orang lain seperti saya dan berlarut-larut.
Ada satu teman minta buatkan foto dari frame BunCek, saya bersedia buatkan sebisa saya namun saya sisakan kerjaan untuknya yaitu memberi nama di foto tersebut. Bukan ngerjain dia, tetapi saya ingin ia mau belajar dan tidak gaptek. Akhirnya dia bersedia ke rumah saya kemarin pagi, jadilah belajar bersama tentang Canva dan blog. Dia senang, saya pun bahagia. Meski hanya memiliki sedikit ilmu, saya senang berbagi. Saya senang jika para ibu punya kesibukan lain yang membuatnya bahagia selain berkutat dengan urusan domestik yang monoton.
Nah, dari aktivitas ngobrol, dengerin curhat dan membantu orang akhirnya saya gabung menjadi satu telur "ngobrol berfaedah". Intinya saya senang ngobrol tetapi yang isinya bermanfaat, bisa berdiskusi, saling support dan transfer ilmu.
Nah, harapan saya di kelas Bunda Cekatan ini adalah bisa menemukan cara yang nyaman bagaimana agar kelima telur tersebut dapat meningkat kualitasnya, lebih bermanfaat dan membahagiakan tidak hanya diri sendiri melainkan juga keluarga dan orang lain. Amin ya Allah 😇
Gimana dengan kamu, apa saja 5 telur yang paling membuat bahagia? 😍
Selamat berakhir pekan bersama keluarga dan salam bahagia selalu 🤗
#JanganLupaBahagia
#KelasaTelurtelur
#JurnalMinggu1
#BundaCekatan
#BunCekIIP
#InstitutIbuProfesional
Sekedar berbagi cerita dan pengalaman kepada teman sesama member baik soal keluarga maupun seputar komunitas. Melihat mereka lebih lega saya ikut bahagia. Sering juga merasa lebih bersyukur karena tak jarang setelah ngobrol bareng saya jadi berpikir begini "Ah, ternyata beban saya lebih ringan darinya," atau "Alhamdulillah saya sudah melewati semua itu," semua itu membuat saya lebih bahagiaaaa 😇
Saya pun hanya manusia biasa, pernah merasa terombang-ambing seperti tidak punya tujuan. Hidup hanya datar begitu-begitu saja. Takut akan suatu hal dan gagal mencoba ini itu, saya tidak ingin orang lain seperti saya dan berlarut-larut.
Ada satu teman minta buatkan foto dari frame BunCek, saya bersedia buatkan sebisa saya namun saya sisakan kerjaan untuknya yaitu memberi nama di foto tersebut. Bukan ngerjain dia, tetapi saya ingin ia mau belajar dan tidak gaptek. Akhirnya dia bersedia ke rumah saya kemarin pagi, jadilah belajar bersama tentang Canva dan blog. Dia senang, saya pun bahagia. Meski hanya memiliki sedikit ilmu, saya senang berbagi. Saya senang jika para ibu punya kesibukan lain yang membuatnya bahagia selain berkutat dengan urusan domestik yang monoton.
Nah, dari aktivitas ngobrol, dengerin curhat dan membantu orang akhirnya saya gabung menjadi satu telur "ngobrol berfaedah". Intinya saya senang ngobrol tetapi yang isinya bermanfaat, bisa berdiskusi, saling support dan transfer ilmu.
Nah, harapan saya di kelas Bunda Cekatan ini adalah bisa menemukan cara yang nyaman bagaimana agar kelima telur tersebut dapat meningkat kualitasnya, lebih bermanfaat dan membahagiakan tidak hanya diri sendiri melainkan juga keluarga dan orang lain. Amin ya Allah 😇
Gimana dengan kamu, apa saja 5 telur yang paling membuat bahagia? 😍
Selamat berakhir pekan bersama keluarga dan salam bahagia selalu 🤗
#JanganLupaBahagia
#KelasaTelurtelur
#JurnalMinggu1
#BundaCekatan
#BunCekIIP
#InstitutIbuProfesional
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏