Pernah dengar atau membaca kalimat tersebut di atas?
Bagi Anda yang mempelajari HE atau Home Education, tentu tak asing lagi, bukan? Saya pun termasuk salah satu orang tua yang sedang mempraktekkan HE, meski dalam pelaksanaannya seringkali dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Salah satu contohnya ialah, ketika value keluarga saya yang mungkin masih terasa aneh bagi orang lain, termasuk kerabat dekat yang semestinya mendukung. Bukannya mendapat dukungan supaya berhasil, eh malah dipatahkan.
Sebagai orang tua yang ingin merawat fitrah anak-anak, tentunya saya ingin mereka tak mudah ikut-ikutan kebiasaan orang yang tidak sesuai dengan value keluarga. Biar saja dianggap tidak gaul, tidak eksis, tak mengapa. Bahkan saya dianggap terlalu saklek mendidik anak. Biarkan saja.
Selama masih menjaga hubungan baik dengan mereka, itu sudah cukup. Tak perlu mengikuti kebiasaan mereka. Dicintai Allah itu lebih mulia ketimbang dicintai oleh manusia.
Sedih memang, menghadapi kenyataan bahwa orang-orang terdekat yang seharusnya mendukung eh malah tidak. Namun itu takkan menyurutkan semangat saya, justru sebagai cambuk untuk lebih tegar, sabar dan konsisten mendidik anak.
Karena sejatinya, berbeda itu bukanlah sebuah aib. Berbeda dengan kebanyakan orang asalkan Allah ridha, itu lebih baik daripada mendapat ridha manusia namun Allah tak suka.
Share This Article :
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏