Banyak orangtua yang bergegas memasukkan anak ke sekolah agar lekas bisa membaca dan menulis sejak usia dini, seakan-akan kedua keterampilan tersebut paling utama yang harus dikuasai anak sedini mungkin. Padahal, membuat anak bisa membaca belum tentu menjadikan ia pecinta buku. Begitu juga membuat anak cepat menulis tak menjamin ia akan suka menulis.
Sudah banyak contohnya di sekitar kita, anak usia remaja yang hanya mau dekat-dekat dengan buku ketika ada ulangan di sekolah saja.
Banyak sekali remaja yang tidak tertarik sama sekali dengan buku bacaan selain buku pelajaran sekolah, karena menganggap kebiasaan membaca itu tidak keren, tidak asik. Mereka lebih bangga menenteng ponsel atau bergaya dengan motornya.
Padahal , membaca buku memiliki banyak sekali manfaat. Selain menambah wawasan, anak-anak juga dapat menginvestasikan waktu luangnya untuk hal yang positif, ketimbang nongkrong di jalanan sambil merokok, misalnya. Banyak sekali lho, buku yang bercerita tentang fiksi yang dapat menghibur hati. Seperti misalnya novel. Tentu jauh lebih baik menikmati cerita seru novel ketimbang menyenangkan diri dengan hal-hal yang negatif di luar sana, bukan?
Nah, disinilah kami menyadari betapa pentingnya peran orangtua. Menumbuhkan kecintaan terhadap buku minimal kepada keluarga sendiri di rumah.
Inilah beberapa cara yang biasa kami lakukan di rumah :
1. Menyediakan perpustakaan mini di rumah.
Syaratnya buku-buku dapat dengan mudah dijangkau anak, sehingga kapanpun ia bisa memilih sendiri buku yang ingin dibacanya.
Kami juga menyediakan meja dan kursi pendek yang sesuai dengan ukuran tubuh anak. Alhamdulillah kalau siang dan sore perpustakaan mini kami ramai dikunjungi anak-anak tetangga untuk bermain dan membaca bersama.
2. Mengalokasikan dana untuk membeli buku secara rutin.
Poin ini juga penting, supaya tidak mengganggu pengeluaran rutin lainnya, ya.
3. Rajin mengajak anak ke toko buku atau pameran.
Sama halnya seperti orang dewasa yang senang diajak melihat-lihat pameran baju atau tas. Anak-anak juga akan memiliki perasaan senang bila melihat buku yang banyak terhampar di depannya, dan mereka akan semakin tertarik.
Biarkan sesekali ia memilih buku yang ingin dibelinya supaya hatinya semakin senang dan ada perasaan puas.
4. Sediakan waktu untuk membacakan buku secara rutin di rumah.
Anak-anak tentunya senang sekali bila dibacakan buku oleh orang terdekatnya. Poin plus nya, hal ini juga dapat meningkatkan kedekatan antar anak dan orangtua.
Meski pada prakteknya, kami sering sampai terkantuk-kantuk membacakan buku anak saking mereka ketagihan dan tak mau udahan, heuheu...
5. Ajak ngobrol tentang buku-buku yang sudah dibaca anak.
Patut diketahui bahwa literasi tak hanya tentang buku dan keterampilan membaca buku, lho bunda. Masih banyak yang menganggap dunia literasi itu sempit dengan parameter kepemilikan buku atau orientasi bagaimana membuat anak lekas bisa membaca.
Padahal bila merujuk pada definisi KBBI tentang literasi, salah satu artinya adalah termasuk juga kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Jadi, dengan mengajak ngobrol anak-anak tentang isi buku yang telah dibacanya, itu juga termasuk usaha yang bagus untuk mendorong anak-anak menjadi generasi literasi.
Apalagi di sekolahnya Abang Ali ada fasilitas perpustakaan, dan ia sangat rajin meminjam buku dari sana, 1 buku setiap pekan. Sejauh ini Ali masih sulit diajak menulis review, namun sangat lancar bila menceritakan ulang isi buku yang telah dibacanya. Hal ini rutin dilakukan setiap kali ia menuntaskan bacaannya.
6. Berikan contoh kebiasaan membaca di depan anak-anak.
Orang tua adalah guru pertama dan teladan bagi anak-anak, setuju? Jadi bagaimana mungkin anak-anak dapat mencintai buku bila tidak pernah melihat orangtuanya bermesraan dengan buku?
Nah, itulah beberapa cara yang biasa kami lakukan di rumah untuk menciptakan cita-cita keluarga literasi. Karena kami meyakini bahwa kebiasaan membaca itu adalah sesuatu yang sangat baik, dengan catatan: membaca buku yang baik, yang diridhoi oleh Alloh SWT.
Mohon doakan agar kami dapat konsisten ya, minimal menghidupkan semangat literasi di rumah kami sendiri.
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita
Share This Article :
Mantappps
ReplyDelete