Hollaaa manteman, udah masuk review kelima di Kampus Ibu Pemba Haru, nih. Kali ini aku berpasangan dengan Mba Nurul Choiriyah asal IP Kalimantan. Awalnya sih boleh bangga sama diri sendiri yang mulai berani menyapa buddy duluan, karena biasanya akutu suka nanti-nanti gitu, nah kemarin aku duluan yang menghubungi beliau. Etapiiii ternyata ngereviewnya tetep aja aku nanti-nanti juga Dan keduluan deh sama buddy, wkwkwk.
Untuk menetapkan Highlights Dan Key Updates, Mba Nurul bersama timnya mencari waktu yang pas untuk melakukan diskusi dan brainstorming. Kelihatannya timnya sudah solid meskipun beliau cerita hanya beranggotakan 2 orang.
Alhamdulillah aku banyak belajar dari jurnal Mba Nurul, diantaranya:
- Semangat beliau dan tim yang sangat tinggi. Misalnya mencari waktu yang tepat untuk berdiskusi, mengingat aktivitas anggota yang sama-sama padat. Juga kubaca dari jurnal beliau sempat pergi ke kota demi mencari sinyal, masyaAllah.
- Jiwa pembelajar sejati. Beliau dan tim berani mencoba sesuatu yang unik, yang jarang digunakan orang (eh kayaknya mah akunya aja yang kudet wkwkw) yaitu google sites. Jujur aku baru tau tentang platform tersebut dari Mba Nurul 🤭✌
- Cerdas melihat peluang. Dari penjelasan Mba Nurul, beliau menggunakan akun gratisan dari Kemendikbud yang di dalamnya sudah mendapat space quota yang unlimited. Menurut beliau itu lebih bagus ketimbang menggunakan akun gmail yang space drivenya terbatas. Keren nih mamak cerdas 👍
- Tema mulia tentang literasi. Kenapa aku debut mulia karena memang literasi di Indonesia itu masih rendah, jadi dengan menggerakkan tema tersebut berarti beliau dan timnya peduli dengan kecerdasan literasi masyarakat di sekitarnya.
- Mencintai budaya dan kearifan lokal. Ini nih yang paling berkesan buatku. Jujur, awalnya aku bingung pas nyari website tim beliau tuh nggak nemu-nemu. Selain masih awam dengan google site, ditambah bahasa yang masih asing buatku yaitu: Baloy Bahasa Taka yang ternyata merupakan bahasa ibu di sana yang artinya rumah bahasa kita. MasyaAllah, alih-alih menggunakan bahasa asing, eh beliau malah lebih mencintai kearifan lokalnya di Kalimantan sana. Barakallah Mbak.


Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup pada kolom komentar, kalau masih nekat mohon maaf komentarmu akan dihapus ya🙏