Thank You, Dear Husband

Bismillah.

Welcome to the world.

Ke dalam dunia baru ibu setelah melahirkan. Tamu-tamu berdatangan. Isi rumah pun menjadi luar biasa 'heboh' dengan mainan anak bertebaran di mana-mana. Mantap jiwa.

Tetapi saya beruntung sekali bersuamikan si dia. Lepas Maghrib, saya sudah selesai mandi sore. Sang suami masih sibuk saja dengan mainan Arsya. Sejak tamu pulang, ia yang membereskan.

Tak sampai di situ, ia juga yang berinisiatif membuat makan malam nasi goreng. Kalau saya berkutat dengan bayi cantik dan Abang Arsya. Abang Ali juga sibuk bantu membereskan rumah bersama papinya sejak tadi.

Selesai makan, saya menemani Abang Ali belajar untuk ujian besok pagi. Mata pelajaran Nahwu dan Shorof. Tanya jawab berlangsung cukup ramai juga karena banyak iklan dari Arsya hahaha.

Alhamdulillah bayi cantik Aisyah sudah anteng di kamar. Hingga setengah jam kemudian, saya dan Arsya ikut masuk kamar. Lalu tidur? Oh, mana bisa ....

Seperti biasalah, Abang Arsya mencari perhatian saya dengan bertingkah sangat heboh. Saya memberi ASIP ke bayi dengan botol sambil menanggapi Arsya. Sementara itu, bekas jahitan sesar di perut sedang terasa nikmat. Ditambah pulapula n di kepala karena tak tidur siang.

Arsya tetap saya lompat-lompat di kasur, serasa di atas trampolin. Menjahili adik, juga bertingkah seperti bayi. Serius deh, saya menangkap sinyal ia butuh sekali dengan saya.

Akhirnya saya meminta suami bergantian peran. Ia memberi bayi ASIP, lalu saya meniduri Arsya. Berharap Arsya segera tidur dan saya bisa ikutan tidur. Berhasilkah?

Oh, tidak juga.

Kemudian Arsya mengajak saya bermain suit Jepang. Batu, gunting, kertas! Ah, iya. Saya lupa mengajak Arsya bermain sejak tadi. Astaghfirullah.

Singkat kata, saya menemani Arsya bermain lalu berpura-pura tidur. Ia pun ikut memejamkan mata. Yes! Alhamdulillah.

Saya meminta sang bayi kembali yang sedang asik menyusu ASIP dan mempersilakan suami beristirahat.

Thank you, Dear Husband.

Share This Article :